Peta dan Penunjuk Jalan
Tersesat adalah suatu keadaan sangat tidak mengasyikkan. Tidak mengetahui tempat di mana kita berdiri atau ke mana kita akan melangkah membuat diri seakan-akan terombang-ambing. Tidak tahu arah tujuan bahkan apa yang harus diperbuat. Tetapi tersesat bukan hanya soal sisi negatif. Ia punya sisi positif. Ia membuat kita menjadi sadar, bahwa pengetahuan kita belum cukup, dan kita butuh penuntun supaya tidak tersesat.
Pengalaman tersesat juga pernah saya alami di awal-awal perkuliahan dahulu. Saat itu, saya tidak tahu harus pulang ke arah mana setelah dari toko buku. Beruntung, masih ada penunjuk arah di jalan yang membuat saya dapat pulang ke indekos dengan selamat.
Peta dan Penunjuk Jalan
Kehidupan di Bandung membuat saya menjadi amat sadar akan pentingnya peta. Tanpa peta dan penunjuk jalan, saya tidak tahu harus pergi ke mana saat itu. Begitu pula dengan hidup ini. Ada masa di mana kita merasa tersesat. Kita tidak tahu harus melangkah ke mana. Tetapi kita percaya akan selalu ada peta dan penunjuk jalan yang dapat kita percayai. Peta itu tidak lain adalah Firman Tuhan (Alkitab) dan penunjuk jalan itu adalah orang-orang yang Tuhan kirimkan ke dalam kehidupan kita.
Jadi, ketika Anda merasa tersesat di dalam arus dunia ini, gunakan peta dan penunjuk jalan itu. Bacalah Alkitab setiap hari, agar Anda dapat mengetahui rencana Allah di dalam hidup Anda. Sebuah rencana yang akan menjaga Anda di ‘trek’ yang sebenarnya. Selain itu, pendapat dari orang-orang di sekitar juga amat berguna. Yakinlah, mereka pasti tahu apa yang terbaik bagi Anda.
Tersesat memang tidak mengasyikkan. Namun saya sadar saat saya tersesat, saya begitu merasakan penyertaan Tuhan Yesus.
Sumber Gambar : BlogSpot