Ada Apa dengan Paskah?
Minggu ini kita merayakan Paskah, sebuah hari di mana Allah telah bangkit dari kematian untuk membuktikan kepada kita semua–orang yang percaya kepada-Nya–bahwa hidup kekal itu sesungguhnya ada, dan itu adalah sebuah jaminan.
Ada Apa dengan Paskah?
Paskah membuktikan dua hal yang amat penting. Pertama, Paskah membuktikan kasih Allah. Di dalam Yohanes 3:16,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kasih Tuhan sungguh nyata melalui pengorbanan Yesus–yang mati di kayu salib–di dalam kehidupan manusia.
Lantas muncul pertanyaan, “Apa sesungguhnya yang terjadi pada manusia?” Di dalam Roma 3:23 dikatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Firman Tuhan menyebutkan dengan pasti, bahwa semua manusia–tanpa terkecuali–sudah berdosa. Dan karena dosa itu, manusia kehilangan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah, Sang Pencipta kita sudah tidak tampak di dalam hidup manusia lagi. Yang paling parah, dosa membuat hubungan kita dengan Allah dan Sorga menjadi putus. Selanjutnya, Alkitab juga menyebutkan dengan jelas bahwa upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Maut di sini adalah kematian kekal, kehidupan di neraka untuk selama-lamanya, di dalam api abadi, dan di tempat di mana tidak ada sukacita dan damai sejahtera.
Melalui momen Paskah, kita harus bersyukur. Mengapa harus bersyukur? Karena Allah melalui Anak-Nya yang tunggal telah mau turun takhta–dari Allah menjadi manusia–hingga pada akhirnya rela berkorban mati untuk dosa kita semua. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Tujuan dari pengorbanan itu adalah “supaya kita dibenarkan oleh Allah”. Bayangkan, kita yang amat kotor dan hina akibat dosa, menjadi bersih dan suci kembali karena kematian Yesus di kayu salib. Sungguh betapa besarnya kasih Allah bagi kita.
Jadi, kita tahu pasti, bahwa Allah–dalam wujud Yesus–telah berkorban bagi kita. Ia menggantikan kita dengan mati di kayu salib–sungguh suatu kematian yang amat tidak manusiawi. Muncul pertanyaan di dalam benak saya, “Mengapa harus disalibkan?”, dan “Apakah Allah tidak mempunyai cara lain untuk menebus dosa manusia?” Jawabannya ada di Ibrani 9:22b, “…dan tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan.”
Kematian-Nya di kayu salib juga membawa dampak yang luar biasa bagi hidup kita. Melalui 1 Petrus 2:24, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Kasih Allah yang tercermin melalui pengorbanan Yesus di kayu salib juga telah membuat kita kembali ke dalam kebenaran, bahkan hidup untuk kebenaran itu sendiri. Ada janji Allah bagi kita, bahwa melalui penderitaan (bilur=bekas luka cambuk) kita semua telah disembuhkan. Disembuhkan dari iri hati, rasa dendam, segala kepahitan, kekuatiran, rasa takut, minder, dan dari semua kelemahan kita. Kita telah suci, bersih, dan sembuh karena kasih Allah itu.
Yang kedua, Paskah membuktikan kepada kita bahwa mukjizat itu masih terjadi. Memang benar, bahwa Yesus telah mati, tetapi sesuai dengan nubuatan dan Firman-Nya sendiri, Yesus bangkit pada hari yang ke-3. Sungguh sebuah mukjizat besar yang Allah nyatakan di dalam hidup kita. Dan saya yakin, mukjizat itu masih terus Allah nyatakan di masa kini dan masa yang akan datang. Kematian dan kebangkitan Yesus harus membuat kita yakin bahwa Allah mampu membuat mukjizat di dalam kehidupan kita.
-Dituliskan di Hari Paskah, 24 April 2011, sebagai perenungan singkat Paskah tahun ini. Ada apa dengan Paskah?
Izinkan saya pribadi, mewakili keluarga saya mengucapkan: Selamat Hari Paskah! Tuhan Yesus memberkati kita semua!
Sumber Gambar : BlogSpot