Ilustrasi Natal : Allah Menjadi Manusia
Seperti yang sudah saya tuliskan bahwa Hari Natal Bukan Hari Kelahiran Yesus, Natal adalah peringatan akan kelahiran Yesus atau kedatangan Yesus ke dunia. Natal adalah peristiwa inkarnasi Allah dalam rupa seorang manusia. Inkarnasi berarti “menjadi daging”. Allah yang adalah kekal dan tak terbatas, mau menjadi sama dengan manusia, jadi serba terbatas. Bisa lapar, bisa sedih, maupun bisa sakit. Kalau kita sadari peristiwa ini, tentu kita akan sangat bersyukur atas berkat karunia Allah ini. Berkat yang sungguh besar bagi kita segenap umat manusia. Betapa Allah mencintai dunia dan rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal, agar manusia yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16). Dalam artikel ini, ijinkan saya membagikan pengalaman mengenai Natal dan ilustrasi Natal bagaimana memahami “Allah Menjadi Manusia”.
Ilustrasi Natal : Allah Menjadi Manusia
Di lain pihak, masih saja ada orang yang tidak mempercayai peristiwa ini. Mereka hanya merayakan Natal di luar saja, mereka hanya menikmati liburan Natal, diskon harga, dan atau suasana Natal di mal atau tempat-tempat publik. Namun di dalam hati, mereka tidak percaya dan bahkan menolak akan peristiwa inkarnasi Allah. Mereka menolak percaya bahwa Allah telah hadir di dunia dalam wujud manusia, melalui bayi Yesus. Padahal inilah inti dan pusat dari peristiwa Natal, Allah mau menjadi manusia dan kemudian menebus dosa manusia lewat kematian di kayu salib. Saya akan memberi ilustrasi natal untuk teman-teman, supaya membantu menjelaskan peristiwa Natal pada orang lain.
Ilustrasi Natalnya adalah sebagai berikut.
Ini cerita tentang sepasang suami istri di saat natal. Sang istri sangat antusias merayakan natal di gereja. Dia mempercayai Allah yang sudah menjadi manusia melalui Yesus Kristus, namun suaminya tidak. Sang suami berpikir natal hanyalah peristiwa biasa dan tak memiliki arti khusus baginya. Saat malam natal, sang istri mengajak suaminya ke gereja, namun suaminya menolak dan ingin di rumah saja. Karena udara sangat dingin, sang istri memakai pakaian tebal dan pergi ke gereja seorang diri. Sang suami hanya duduk di depan perapian dan meminum kopi hangat, dan tertidur. Tiba-tiba terdengar suara benturan yang keras. Sang suami kaget dan terbangun. Dia mencari asal suara tersebut.
Ternyata itu adalah suara burung yang menabrak jendela. Burung itu merasa kedinginan dan hendak masuk ke dalam rumah yang hangat itu. Burung itu kini ada di tengah-tengah salju dan kedinginan. Sang suami yang merasa iba, ingin sekali membawa masuk burung itu. Saat sang suami mendekati burung itu untuk membawanya masuk, malah burung itu takut dan pergi menjauh. Sang suami berpikir dalam hati: “Aku hanya ingin menolong kamu. Aku hanya ingin mengajak kamu ke dalam, supaya tidak mati kedinginan.” Sang suami mendapatkan ide. Dia memecah-mecahkan roti dari depan rumahnya hingga ke dekat perapian, supaya burung itu tertarik dan masuk ke dalam rumah. Kelihatannya rencananya akan berhasil, sang burung tertarik dan maskan roti itu. Namun ketika melihat manusia, burung itu ketakutan dan malah terbang menjauh ke luar rumah.
Sang suami sedih melihat hal itu. “Aku hanya ingin menolongnya, supaya dia tidak mati sia-sia karena kedinginan.” Dia menutup pintu rumahnya dan kembali duduk ke dekat perapian untuk menghangatkan badannya. “Andaikan aku seekor burung, pasti itu akan menjadi pekerjaan mudah. Aku dapat dengan mudah menuntunnya kepada tempat yang aman supaya dia tidak mati.”Sesungguhnya itulah yang dilakukan Allah untuk menyelamatkan manusia. Allah telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh Sang Suami itu. Allah mau menjadi sama dengan manusia, agar manusia itu bisa mengikutinya dan lepas dari kematian kekal.
Saat itulah sang suami itu sadar, dia segera mengenakan pakaian tebal dan bergegas pergi ke gereja, dan menyusul sang istri. Dia ingin merayakan Natal dan mengucap syukur atas kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, terutama kepada dirinya sendiri.
Demikianlah ilustrasi Natal ini. Lewat ilustrasi Natal di atas, kita dapat belajar bahwa begitu besar kasih Allah kepada manusia. Dia tidak ingin manusia itu mati dalam hukuman dosa, namun Ia ingin supaya manusia dapat selamat dan hidup yang kekal. Oleh karena itulah, Allah menjadi manusia, merasakan kesukaran dan kesulitan, penderitaan dan kesakitan, bahkan kematian. Dengan kehadiran Allah dalam wujud manusia, kasih Allah dapat dikomunikasikan dan dirasakan secara langsung. Semua dilakukan karena begitu Allah mengasihi dunia ini.
Saya tidak tahu sudah berapa kali Anda melalui bulan Desember dalam hidup ini. Merayakan Natal sekali lagi tahun ini. Bukan kebetulan Anda dapat membaca dan merenungkan tulisan mengenai ilustrasi Natal ini. Apakah Anda sudah mempercayai-Nya? Kalau belum percayalah kepada-Nya sekarang juga!
Sumber gambar: Blogspot