Natal: Allah Memberi Harapan
Akhir tahun 2012 sudah di depan mata. Natal juga tinggal menghitung hari lagi. Sekali lagi natal datang. Di Jepang, tempat-tempat bermain sudah mengganti temanya menjadi bertemakan natal. Lagu-lagu natal mulai diputar di supermarket dan mal-mal. Pohon-pohon natal juga mulai didirikan di depan gedung-gedung, lengkap dengan lampu natal yang kelap-kelip.
Sekali lagi natal datang. Apakah teman-teman turut merasakannya juga? Natal adalah peringatan kelahiran Yesus di dalam dunia. Sebuah peristiwa dahsyat luar biasa dalam sejarah umat manusia. Natal bukanlah hari kelahiran Yesus. Tidak ada yang dapat memastikannya. Natal adalah saat kita mengingat dan merayakan kembali kedatangan Yesus ke dalam dunia. Kedatangan yang sudah dinubuatkan sejak beratus-ratus tahun sebelumnya.
Untuk apa Yesus datang ke dalam dunia ini? Jawabannya, Yesus yang datang ke dalam dunia untuk menyatakan pribadi Allah. Kalau Yesus datang untuk menyatakan Pribadi Allah, jadi apa yang bisa kita ketahui tentang Pribadi Allah lewat natal pertama itu?
Pada artikel ini, kita akan membahas sifat Allah yang lainnya. Allah yang memberi harapan.
Natal: Allah Memberi Harapan
Seringkali kita bertemu dengan keadaan-keadaan di mana harapan seakan-akan hilang. Kita kehilangan arah karena semuanya seakan-akan tidak berpihak kepada kita. Mungkin pertama-tama kita menyalahkan diri kita sendiri; “Apakah ada sesuatu yang salah yang telah kita lakukan?, atau “Mengapa saya bisa berada di dalam keadaan seperti ini?” Ada juga yang menyalahkan Tuhan; “Mengapa Tuhan tega menimpakan semuanya ini kepada saya?” Buat kasus yang terakhir, rasa-rasanya Anda dan saya tidak akan pernah mampu menyelami pikiran Tuhan, bukan?
Apa yang dialami oleh Zakharia dan Elisabet mungkin bisa menjadi sebuah gambaran yang mudah. Mereka adalah pasangan yang setia dalam Tuhan. Tidak ada catatan buruk yang tertulis di Alkitab mengenai mereka. Zakharia juga menyandang predikat Imam dan juga pernah mempersembahkan korban di hadapan Tuhan (catatan: tidak sembarangan imam dapat mempersembahkan korban pada Tuhan). Mereka pasangan yang sama sekali tidak berubah setia dan tetap menjalankan perintah dan ketetapan Allah dalam hidup mereka. Tapi ada satu masalah dalam hidup mereka. Mereka tidak dikaruniai anak.
Pasti ada bisik-bisik di tetangga yang membicarakan mengapa pasangan ini tidak dikaruniai penerus keturunan. Bulan demi bulan, tahun demi tahun menanti Tuhan seakan diam saja. Doa mereka seakan kabur ditiup waktu.
Hingga suatu hari yang tak pernah diduga itu tiba. Tuhan lewat malaikat-Nya menyampaikan kabar gembira pada Zakharia bahwa istrinya Elisabet akan mengandung! Sungguh tak dapat dipercaya! Tapi karena sudah sedemikian lama menunggu, Zakharia kontan terkejut dan tidak percaya pada apa yang diberitakan malaikat. Dia akhirnya bisu sampai anak itu lahir.
Sama seperti Zakharia dan Elisabet, kita juga sering mengalami hal yang sama. Doa-doa yang diucapkan tidak juga dijawab. Harapan-harapan yang disampaikan kepada Allah seperti pupus dihembus waktu. Tidak bersisa. Tidak ada jejaknya.
Tapi sekali lagi Natal datang! Natal datang mengingatkan kita bahwa Allah yang kita percayai, Dia adalah Allah memberi harapan. Harapan akan doa-doa kita yang pasti dijawab-Nya. Harapan akan keinginan kita yang tidak pernah dilupakan-Nya.
Langit dan bumi yang pasti berlalu, tapi janji dan pengharapan dari Tuhan tidak akan pernah berlalu. Ia adalah Tuhan yang pasti akan memberikan jalan keluar dari pergumulan, janji-janji untuk tetap berjuang, dan harapan yang tidak pernah pupus. Natal mengajarkan kita Allah memberi harapan.
Baca Juga
1. Mengenal Pribadi Allah Melalui Natal (Allah yang Kudus)
2. Natal: Allah yang Merendahkan Diri
3. Natal: Allah yang Merelakan Diri
4. Natal: Allah Menghapus Aib Manusia
5. Natal: Allah Memberi Harapan
6. Natal: Allah yang Turun Tangan
Sumber gambar : BlogSpot