Benarkah Yesus Disalib?
Benarkah Yesus disalib seperti yang diajarkan Kristen, sedangkan Ia sendiri adalah Tuhan? Bukanlah Tuhan itu maha perkasa? Mungkinkah Tuhan bisa mati di atas kayu salib? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang sering saya dapatkan di forum di internet. Tidak sedikit orang yang membandingkannya dengan ajaran agama lain. Misalnya, menurut ajaran Islam, yang disalibkan adalah Yudas, karena ia telah mengkhianati Yesus dan Allah telah menolong Yesus naik ke langit. Jadi yang mana yang benar? Benarkah Yesus disalib? Bagaimana kita bisa menjelaskannya?
Benarkah Yesus Disalib?
Yesus bersabda, yang tercantum dalam injil Matius 20:17-19, yang berbunyi:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:
“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”
(Baca pula Markus 8:31, Lukas 18:31-34, Yohanes 12:20-36)
Bacaan Injil tersebut telah menjawab pertanyaan di atas: Mengapa Yesus tidak berdaya waktu disalib? Mengapa Yesus tidak melawan dan diam saja padahal Ia adalah Tuhan? Inilah jawabannya: karena Tuhan Yesus sudah memberitahukan bahwa diri-Nya akan menderita, dan penderitaan Yesus itu untuk menggenapi segala yang telah dinubuatkan Allah, melalui para nabi sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang telah 1000 tahun sebelumnya.
Jika Yesus melarikan diri, atau dengan kata lain ditolong oleh Allah naik ke langit dan Allah mengubah wajah Yudas menjadi Yesus, sehingga yang ditangkap dan disalib adalah Yudas, itu sama saja dengan Allah yang merusak rencana-Nya sendiri. Bagaimana mungkin Allah menggagalkan rencana-Nya sendiri?
Ini sama dengan orang yang telah membuat sebuah rencana matang, lalu di kemudian hari ia merusaknya sendiri. Allah adalah yang membuat rencana dan rencana-Nya tidak akan dapat digagalkan oleh siapapun dan tidak mungkin diubah oleh-Nya, karena Ia maha tahu. Jika Allah yang telah membuat rencana, dan rencana-Nya kemudian diubah oleh-Nya oleh karena mungkin ada yang kurang baik, maka itu menunjukkan bahwa Allah yang demikian adalah Allah yang kurang maha tahu.
Lalu rencana apakah yang digenapi Allah dengan kematian Yesus di atas kayu salib? Rencana matang itu adalah:
Kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib untuk menebus dosa kita, sebagaimana diterangkan dalam surat Roma 5: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. ” Juga tertera dalam 1 Korintus 15:3-6. Ini artinya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah untuk menghapus dan menebus dosa-dosa kita. Ia adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
Dengan Yesus menyerahkan diri-Nya, disiksa dan disakiti, Yesus menyatakan bahwa rencana Allah tidak pernah gagal. Dengan Yesus berdiam diri dan tidak melawan saat disalib, Yesus membuktikan bahwa nubuatan tidak pernah tidak terjadi. Dan dengan Yesus mati dan bangkit di hari ketiga, Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Allah, seperti yang dikatakan-Nya.
Benarkah Yesus disalib? Teman-teman sudah mengerti jawabannya bukan? Selamat belajar lebih dalam lagi.