Perjanjian Allah Dengan Umat-Nya
Perjanjian adalah hal yang sangat penting. Di seluruh dunia orang bersama-sama mengikat janji untuk kehidupan bersama. Para pemilih berjanji memberi pilihan dalam pemilu. Para pejabat berjanji akan bekerja untuk kepentingan rakyat. Presiden berjanji memimpin dan membawa negara ke arah yang lebih baik. Orangtua berjanji merawat dan membesarkan anaknya. Anak-anak berjanji untuk belajar giat dan tekun agar bisa sukses. Pemuda-pemuda berjanji ingin membahagiakan orangtuanya. Pasangan-pasangan berjanji untuk hidup setia sampai mati. Janji adalah pengikat. Janji juga adalah penghubung antara pihak-pihak yang membuat perjanjian.
Perjanjian Allah dengan Umat-Nya
Perjanjian tidak hanya dilakukan pada masa kini saja, bahkan dari jaman dahulu kala. Dari jaman dahulu, Allah selalu memberikan perjanjian kepada umat-Nya dan semuanya dicatat jelas dalam Alkitab. Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh agar Nuh dan seluruh keluarganya selamat dari air bah (Kejadian 6:18). Allah juga mengadakan perjanjian untuk tidak menurunkan air bah ke bumi lagi dan pelangi menjadi buktinya (Kejadian 9:9). Inilah Perjanjian Allah dengan Nuh.
Allah pun berjanji kepada Abraham. Allah berjanji untuk memberikan negeri mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat kepada keturunan Abraham (Kejadian 15:18). Allah juga berjanji untuk membuat keturunan Abraham sangat banyak dan menjadikannya bapa sejumlah besar bangsa (Kejadian 17:2-6). Dan janji Allah yang paling utama adalah bahwa Allah telah memilih keturunan Abraham menjadi umat-Nya dan Tuhan Allah menjadi Allahnya (Kejadian 17:7). Inilah perjanjian Allah yang terkenal, perjanjian Allah dengan Abraham.
Meskipun waktu berlalu, Allah tetap mengingat perjanjian yang diadakan-Nya kepada Abraham. Allah menegaskan kembali perjanjian-Nya itu dalam Keluaran 34:10. Allah berjanji melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, seperti yang belum pernah dijadikan di seluruh bumi di antara segala bangsa. Allah akan menghalau orang Amori, orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, dan memberikan seluruh Tanah Kanaan kepada Bangsa Israel. Namun, yang namanya perjanjian tidak bisa hanya dari satu pihak saja bukan? Pihak yang lain juga harus memberikan persetujuan. Allah meminta umat-Nya untuk berpegang pada perjanjian Allah. Jangan mengadakan perjanjian dengan orang-orang asing. Jangan sujud menyembah dan mempersembahkan korban pada allah lain dan lainnya (bisa dibaca dalam Keluaran 34:11-26). Semua perjanjian itu difirmankan Tuhan Allah dan dituliskan oleh Musa pada loh batu (Keluaran 34:27, Ulangan 4:13). Loh batu itulah sebagai simbol perjanjian Allah dengan manusia. Perjanjian yang kekal abadi. Loh batu itu kemudian dimasukkan ke dalam tabut dan tabut itu dinamakan Tabut Perjanjian ALLAH.
Berulang-ulang Allah kembali menegaskan perjanjian-Nya itu. Allah pun berfirman bahwa Ia setia dan tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang Bangsa Israel (Ulangan 4:31, Ulangan 7:9, Yesaya 54:10). Bukti kesetiaan Allah pada janji-Nya dicatat Daud dan dituliskannya dalam Mazmur 105, “Puji-pujian atas segala perbuatan Allah di masa lampau“. Allah juga terus mengingatkan Bangsa Israel untuk tidak melupakan perjanjian itu. Tapi apa kenyataannya? Lewat selang waktu, setelah Musa dan Yosua meninggal, Bangsa Israel lupa perjanjian tersebut. Bangsa Israel tidak mendengarkan firman Tuhan (Hakim-hakim 2:1-2). Meskipun umat-Nya tidak setia, Allah tetap setia dengan janji-Nya. Allah terus membangkitkan hakim-hakim untuk menyelamatkan orang Israel dari musuh-musuh dan mengingatkan mereka akan perjanjian Allah.
Pada masa kejayaan Raja Daud dan Salomo, perjanjian Allah itu kembali diterapkan. Bangsa Israel dengan giat dan gigih melaksanakan semua perintah Tuhan. Mereka juga setia mempersembahkan korban-korban persembahan, ucapan syukur, dan pengampunan dosa kepada Allah. Tapi sekali lagi sejarah terulang. Saat raja meninggal dan digantikan dengan raja yang baru, Bangsa Israel langsung dengan mudah berpaling dan melupakan perjanjian Allah. Musuh-musuh pun bangkit dan menyerang mereka. Bangsa Israel pun akhirnya terpecah-pecah, menjadi tawanan dan merasakan penderitaan berat. Semua karena mereka telah melanggar dan melupakan perjanjian Allah.
Artikel dalam Satu Bagian:
1. Mengunjungi Danau Toba
2. Asal Usul Danau Toba
3. Perjanjian Allah Dengan Umat-Nya
4. Nubuatan akan Perjanjian Baru
5. Yesus Menggenapkan Perjanjian Baru
Sumber gambar : BlogSpot