Pilihan Terbaik Saya
Ada seekor kera yang sangat serakah. Walaupun sudah memiliki makanan biji-bijian yang banyak, tetapi saja dia mencari stoples biji-bijian, khususnya di toko punya Pak Abdul. Karena sering mendapati biji-bijiannya habis, dia kesal kepada sang kera yang telah mencuri biji-bijiannya. Pak Abdul mendapatkan ide. Dia membeli stoples dengan leher botol yang sedikit mengecil di bagian atasnya. Dia menempatkan semua biji-bijian jualannya dalam stoples seperti itu.
Keesokan harinya, sang kera datang kembali ke toko itu. Dia hendak mengambil kembali biji-bijian yang dijual di sana. Dia membuka stoplesnya dan mengambil semua biji tersebut. Saat hendak kabur, dia kesulitan, karena tanggannya tersangkut toples yang memang lehernya mengecil. Lama sekali kera mencoba menarik tangannya keluar tapi semua usahanya gagal. Akhirnya, Pak Abdul datang dan kemudian berhasil menangkap kera nakal itu. Kera itu hewan pintar, tapi mengapa tidak berhasil meloloskan diri. Jawabannya adalah karena keserakahannya. Sebetulnya di bisa saja melepaskan tangannya dari toples, tapi tidak muat. Karena apa? Tangannya membesar karena mengepal, memegang biji-bijian yang hendak dicurinya. Dia tertangkap karena tidak mau melepaskan apa yang dipegangnya, apa yang dimilikinya.
Memilih Pilihan Terbaik
Ilustrasi diatas sangat cocok dengan kejadian yang dialami oleh istri Lot. Istri Lot tidak mau melepaskan apa yang telah dimilikinya selama hidupnya. Coba lihat di Kejadian 19: 26. Ketika isteri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Sunggu tragis kisah ini. Lot dan seluruh keluarganya bisa saja selamat sampai ke tempat pilihan Tuhan. Tapi isteri Lot gagal, karena menoleh ke belakang, tidak mau melepaskan apa yang dimilikinya. Mungkin saja, Lot dan keluarganya sudah menjadi orang sukses dan kaya raya. Memiliki banyak hewan ternak, budak-budak, dan kekayaan yang nilainya besar. Tapi, rupanya isteri Lot tidak mau melepaskan semua itu. Dia sayang kepada hartanya. Dia sayang kepada semua miliknya yang tidak sempat dibawa. Dia tidak rela melepaskan apa yang dimilikinya. Dia menoleh ke belakang. Dia tidak memilih pilihan terbaik.
Bandingkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan Abraham. Dalam Kejadian 22, diceritakan mengenai saat-saat dimana kepercayaan Abraham diuji. Abraham disuruh Tuhan agar mau mempersembahkan miliknya yang paling berharga. Miliknya yang telah ditunggu-tunggu sekian lama. Miliknya yang hanya satu-satunya harus dikorbankan sebagai persembahan kepada Allah. Namun, ini bukanlah kisah tragis seperti yang dialami oleh isteri Lot. Kisah ini berakhir bahagia. Abraham diberkati oleh Tuhan, dan semua janji yang pernah Allah ucapkan, akan tergenapi semuanya. Kenapa? Karena Abraham rela memberikan semua miliknya, bahkan yang paling berharga kepada Allah. Dia tidak mau menolak atau menawar-nawar kepada Allah. Abraham memberikan semuanya dengan sepenuh hati dan jiwa. Abraham memilih Allah sebagai pilihan terbaik dalam hidupnya.
Jadi, belajarlah dari peristiwa ini. Janganlah kita menjadikan sesuatu seperti lebih berharga daripada hubungan dengan Tuhan. Jangan pernah menomorduakan Tuhan. Jangan pernah memilih yang salah. Pilihlah pilihan yang terbaik yang saya dan Anda punya, PILIHLAH YESUS SEBAGAI TUHAN DAN PENYELAMATMU.
Sumber Gambar : BlogSpot