Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga (8)
Pelajaran penting yang benar-benar saya pelajari di liburan Natal 2012 dan Tahun Baru 2013 ini adalah bahwa persaudaraan dan kebersamaan adalah yang paling penting di dunia ini. Manusia bisa meraih sukses sebesar yang dia inginkan, punya rumah yang besar, mobil yang banyak, bergam aksesoris dan perhiasan yang mahal, namun semua hal itu tidak akan pernah membuat manusia menjadi puas. Selalu ada ruang kosong di dalam hati setiap manusia untuk berada di orang-orang yang mengasihi dan dikasihi oleh mereka. Ruang kosong di dalam hati manusia bagi keluarga mereka. Sejauh apa pun mereka telah berpisah, selama apa pun mereka juga tidak berkomunikasi, ikatan dalam keluarga tidak akan pernah terpisahkan dan tergantikan.
Perjalanan pulang kampung bersama keluarga besar Ompu Jiorutte pada liburan Natal kemarin menjadi pengalaman yang indah bagi saya. Sampai dengan tanggal 21 Desember (seminggu sebelum acara), saya tidak dapat ikut dalam acara ini. Perjalanan ke Bali dalam rangka internship yang saya ikuti menjadi salah satu alasannya. Tetapi puji Tuhan, perjalanan ke Bali diundur sehingga saya dapat mengikuti perjalanan ini. Di tanggal 23 Desember, mama meminta tolong kepada Kak Iren untuk membelikan tiket pesawat tujuan ke Medan dan Kak Lita untuk membelikan tiket pesawat untuk kembali ke Jakarta. Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena berkat kasih-Nya sajalah semua ini menjadi mungkin. Saya dapat berkumpul dengan semua saudara-saudara–yang mungkin terjadi sekali dalam beberapa tahun ke depan. Pernikahan Kak Jio di daerah Kisaran pada tanggal 4 Januari 2013, memberikan kesempatan kepada kami untuk bersama-sama pulang kembali ke Bakara, ke rumah Ompung. Berkumpul bersama dengan 15 keluarga anak-anak Ompung Jiorutte dan merayakan pergantian tahun dengan sama-sama berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus.
Hari Minggu itu pula, kami sekeluarga pergi ke tempat tulang Iren. Di sana saya menyelesaikan susunan acara ibadah yang akan dilakukan di Bakara dan di Salib Kasih. Semua lagu-lagu dan liturgi diselesaikan dan siap untuk dicetak. Natal yang semakin dekat memberikan kesan yang amat indah bagi kebersamaan di dalam keluarga kami. Liburan yang tidak akan pernah saya lupakan.
Ada beragam persiapan yang mama lakukan, seperti membeli beberapa keperluan dan baju baru untuk saya. Baju-baju ini diperlukan karena jumlah baju yang saya miliki di rumah hanya sedikit di mana sebagian besar berada di Bandung. Namun, secara umum, keluarga besar Banjarnahor telah rampung dan siap dalam mengadakan perjalanan pulang kampung bersama ini.
Saya masih ingat ketika mama mengajak berdoa bersama bagi rencana pulang kampung ini. Begitu pula ketika saya bertemu Bapatua dan Mamatua Silaban, mereka juga mengingatkan saya untuk terus berdoa bagi keberjalanan acara ini. Allah hadir di tengah-tengah keluarga, dan itu tidak disukai iblis. Ia terus menerus mencari beragam cara untuk menghancurkan persatuan dan kebersamaan di tengah keluarga, dan kami harus terus berdoa supaya setiap kami tidak memberikan celah kepada iblis untuk menggagalkan rencana ini.
Yakinlah, Allah selalu hadir di dalam keluarga yang selalu berdoa. Allah hadir di dalam hati setiap orang di dalam keluarga yang berkenan di hati-Nya.