Mempersiapkan Natal
Setelah dua periode Natal yang lalu kami tidak memasang pohon natal, tahun ini akhirnya kami kembali memasang pohon natal di rumah. Di awal Desember, mama sudah pergi ke Pasar Baru untuk membeli pohon natal yang baru lengkap dengan beragam pita dan bunga sebagai hiasannya. Begitu juga papa, yang sudah membeli lampu-lampu natal, tidak tanggung-tanggung, totalnya ada 300 lampu! Jadilah hari senin tanggal 5 Desember yang lalu kami memasang dan menghias pohon natal ini bersama-sama. Menghias pohon natal mungkin sudah jadi rutinitas kita orang kristen menyambut natal. Namun, apakah kita sesungguhnya sudah mempersiapkan natal?
Sebelum Yesus tampil ke publik, Yohanes Pembaptis sudah mengadakan persiapan. Meskipun bukan untuk mempersiapkan Natal, Yohanes berkotbah untuk mengawali pelayanan Yesus bagi orang banyak (Yesaya 40:3-5; Maleakhi 3:1). Misi Yohanes adalah mempersiapkan jalan bagi Mesias melalui khotbah yang berisi seruan untuk bertobat (Lukas 3:3). Dari sini kita belajar, bahwa untuk siap menerima atau menyambut kedatangan Sang Mesias, kita harus membersihkan hati dan bertobat dari segala dosa yang sudah kita lakukan.
Mungkin kita sering melawan orangtua, atau kita baru menyakiti hati teman dan sahabat kita. Kita juga baru saja marah terhadap pasangan dan tidak memberikan kesempatan baginya untuk menjelaskan. Rasanya terlalu banyak kesalahan yang sudah kita lakukan, disadari atau tidak.
Saat kita bersiap-siap merayakan kedatangan Yesus di bumi, seharusnya kita juga memperhatikan seruan Yohanes untuk bertobat (Matius 3:2). Natal yang hadir setiap tahun mengingatkan kita untuk selalu mempersiapkan hati kita untuk menyambut kehadiran Yesus.
Kita boleh saja sibuk dengan persiapan acara atau perayaan Natal, koor, atau juga hadiah-hadiah bagi anak-anak. Juga mempersiapkan pohon natal atau menghias rumah dengan dekorasi natal. Mungkin juga teman-teman mempersiapkan rencana liburan ke kota lain bahkan mancanegara. Namun, jangan melupakan esensi Natal tersebut. Bahwa Allah mau hadir dan datang ke dunia ini dalam wujud Yesus Kristus. Ia rela menanggalkan takhta-Nya yang agung dan mulia, untuk jadi sama seperti kita manusia. Untuk mewujudkannya, kita harus mengakui dosa-dosa kita, meninggalkannya, dan memperbarui persekutuan kita dengan Tuhan. Setelah itu barulah kita dapat merayakan Natal dengan penuh sukacita dan kedamaian.
Selamat mempersiapkan Natal, kiranya sukacita dan damai Natal itu terus memenuhi hati dan kehidupan kita.