Renungan di Hari Pernikahan Papa-Mama
Selamat ulang tahun pernikahan papa dan mama ke-31 tahun ini. Sudah 31 tahun berlalu, sejak tanggal 10 Oktober 1987, dan papa, mama, adik, dan saya bersyukur untuk penyertaan Tuhan selama ini. Semua dalam kondisi yang sehat dan masih bisa beraktivitas dengan baik tanpa kekurangan suatu apa pun. Tahun ini juga spesial karena kami sudah berkumpul bersama kembali sejak kepulangan adik. Begitu juga dengan saya yang sudah bisa menyelesaikan masa-masa perkuliahan magister. Inilah sebuah renungan di Hari Pernikahan Papa-Mama.
Pernikahan bukanlah hanya semata-mata mencintai dengan menggebu-gebu, namun menjaga api cinta itu agar tidak redup dan tetap menyala di tengah-tengah hubungan bersama pasangan dan dalam keluarga, hanyalah dapat dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa aku dan pasangan telah berjanji di hadapan Tuhan, untuk selalu bersamanya dalam keadaan apapun dan akan selalu mengasihinya di sepanjang hidupku. Dengan dasar inilah, yakni kasih, aku yakin Tuhan akan selalu menyertai kehidupan pernikahan kami berdua.
Perkawinan dinyatakan oleh TUHAN sendiri, dalam Firman-Nya berikut di bawah ini:
“TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’” Kejadian 2:18
“Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.” (Kejadian 2:21-22)
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. ” (Kejadian 2:24)
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:5-6)
Setiap tahun semua pasangan suami istri akan menginjak kembali 1 hari ulang tahun pernikahan mereka. Tentunya angka tahun pernikahan akan terus bertambah dan tidak pernah berkurang. Dari ulang tahun pernikahan yang pertama, hingga yang ke-31 seperti Papa dan Mama, dan seterusnya. Di saat itulah menjadi saat yang tepat untuk memperkatakan kembali janji nikah yang telah diucapkan. Ini sangat berguna untuk memperbaharui komitmen sebuah pernikahan sehingga keluarga yang harmonis bisa tercapai dan tentunya dimulai dari hubungan suami istri yang harmonis. Semakin bertambah usia pula, semakin bertambah keharmonisan. Seperti halnya janji nikah yang berkata, ”Aku akan mencintaimu di saat senang dan susah, miskin atau kaya, sakit maupun sehat, sampai saat maut memisahkan kita”