Hari Natal Bukan Hari Kelahiran Yesus
Bulan Desember telah tiba, sebentar lagi kita merayakan Natal. Namun, bagi sebagian besar orang menganggap orang Kristen adalah orang yang aneh. Masak tanggal 25 Desember dibilang sebagai hari lahirnya Yesus Kristus. Kata ”Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya ”lahir”. Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Yesus, dan itu berarti Hari Natal bukan hari kelahiran Yesus. Tapi umat Kristen sendiri tidak tahu kapan Yesus itu lahir. Lantas siapa yang kalian rayakan hari kelahirannya itu? Mengapa harus merayakan hari kelahiran di mana hari kelahiran itu tidak pasti hari, tanggal dan tahunnya?
Hari Natal Bukan Hari Kelahiran Yesus
Umat Kristen merayakan Natal bukan merayakan hari kelahiran Yesus. Atau istilah kekiniannya, Natal bukan hari ulang tahun Yesus. Natal adalah peringatan akan “kelahiran Yesus Kristus atau Isa Al-Masih”. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa Alkitab memang tidak menulis secara rinci tanggal kelahiran Yesus Kristus. Mengenai tanggal atau kapan kelahiran Yesus, dalam Lukas 2:11 dikatakan, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Frasa “hari ini” sebenarnya dapat dimaknai bahwa hari Natal atau hari kelahiran Yesus sesungguhnya terjadi di dalam hari-hari kita. Bahwa kita mengimani bahwa Yesus telah “lahir”, bahwa Ia “ada” dan “hadir” di dalam kehidupan kita setiap harinya.
Selain itu ada beberapa pertimbangan lain yang menjadikan Bapa-Bapa Gereja menetapkan tanggal 25 Desember sebagai Hari Peringatan Kelahiran Yesus Kristus. Saya akan menceritakan salah satu ceritanya.
Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih – yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 – 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus, yang kini kita rayakan sebagai hari Natal.
Makna Natal yang lebih dalam dari sekedar perayaan tahunan baik di gereja atau perkumpulan, atau keteduhan dan kedamaian saat mendengarkan lagu-lagu Natal. Makna Natal adalah bahwa Allah yang Mahakuasa mau datang ke dunia, dan menjadi Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Kehidupan Yesus sebagai Juruselamat tidak dapat dilepaskan dari saat kelahiran, penyaliban, kebangkitan, dan sampai kenaikan-Nya ke sorga. Ia lahir dalam wujud bayi Natal untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
Natal sebagai hari peringatan akan kelahiran Yesus mengajak kita merenung sejenak, apakah Yesus telah benar-benar lahir di dalam kehidupan kita? Apakah kelahiran Yesus sudah membawa damai dan sukacita di tengah-tengah keadaan dunia yang tidak menentu ini? Selamat natal bagi kita semua!