Jangan Musiman
Mungkin Saudara pernah mendengar istilah “kristal”, Kristen saat Natal. Atau istilah “Kristen KTP”, di KTP-nya saja tertulis Kristen, tapi tanpa pertobatan dan tidak pernah ke gereja. Tidak bisa dipungkiri, banyak orang Kristen yang sifatnya musiman, tergantung musim. Kalau sudah musim natal atau tahun baru, maka dia mau pergi ke Gereja. Tapi di hari-hari lain boro-boro mau pergi, bila diajak atau diingatkan saja malah marah-marah.
Jangan Jadi Kristen Musiman!
Istilah musiman awalnya hanya dipakai untuk menunjukkan tumbuhan atau tanaman buah. Musiman artinya tidak selalu berbuah, tapi musiman, satu tahun dua kali berbuah misalnya. Di halaman depan rumah saya, semua pohonnya musiman. Ada pohon jambu merah, nangka, dan mangga. Tidak setiap hari berbuah, paling-paling di bulan Mei atau November saja buahnya bisa diambil. Karena sifat ini mirip dengan orang-orang yang saya tuliskan di atas, akhirnya istilah musiman ini diplesetkan untuk menyebut orang-orang seperti itu.
Berbicara mengenai pohon musiman, di Alkitab ada juga cerita tentang pohon musiman, cerita mengenai pohon ara. Kisahnya ada di Markus 11:12-14. Dalam cerita ini dikisahkan tentang Tuhan Yesus yang mencari buah ara, tetapi tidak mendapatkannya karena bukan musimnya (ayat 13c). Reaksi Yesus sangat mengejutkan, Yesus marah dan mengutuki pohon ara itu.
Yesus marah karena pohon ara itu musiman. Pohon ara itu hanya berbuah pada musim tertentu, tidak setiap waktu. Kalau Tuhan Yesus saja marah dan mengutuk pohon ara itu, bagaimana dengan orang-orang Kristen musiman? Yesus pasti juga akan marah pada orang-orang yang musiman mencari Tuhan, musiman dalam berbuat baik, musiman menghasilkan buah Roh. Pertanyaannya sekarang, mengapa hal itu terjadi? Mengapa buah Roh yang dihasilkan musiman?
Jawabannya hanya satu, yaitu dosa. Dosa yang ditutup-tutupi dan tidak diakui di hadapan Tuhan (Yesaya 59:1-3). Dosa merusakkan hubungan kita dengan Tuhan Allah juga dengan sesama. Dosa menghalangi kita berbuah setiap hari.
Tapi tunggu dulu. Tuhan Allah tidak lantas marah-marah dan mengutuk saja. Tuhan Allah menyiapkan jalan keluarnya. Tuhan Allah memberikan solusi. Dalam Yohanes 15:4-5, “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Ya, solusinya adalah hidup di dalam Tuhan Yesus dan Firman-Nya. Ada hubungan yang erat terus-menerus tanpa putus. Allah juga akan membersihkan hidup kita terus-menerus hingga jadi bersih dan berbuah lebat. Ingat! Berbuah lebat! Jangan musiman.