Mari Bersukacita Selalu
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis
Di atas adalah kutipan Alkitab dari Roma 12:15 saya kirimkan kepada Cavin di tengah-tengah perjalanan pulang kami, Tarbantin 2010 dari Pantai Jayanti dan Rawa Buaya. Sebuah ayat yang memiliki makna yang mendalam di dalam kehidupan saya sebagai seorang pengurus PMK ITB. Ungkapan yang begitu mengajarkan kepada saya untuk selalu berusaha memperhatikan orang-orang di sekitar saya. Namun kali ini, ijinkan saya untuk membahas bagian pertamanya, mengenai bersukacita.
Hidup Bersukacita dalam Tuhan
Bersukacita adalah suasana di dalam hati seseorang di mana ia dapat menikmati segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan ucapan syukur. Meskipun badan dan pikiran lelah, namun ketika rasa sukacita itu ada di dalam hati, rasa-rasanya hidup tetap dapat dijalani dengan begitu luar biasa. Sukacita bukan kondisi yang berada di luar kekuasaan manusia, Sukacita adalah pilihan. Pilihan untuk bersukacita harusnya yang selalu kita ambil.
Bersukacita dan ucapan syukur juga merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tuhan Yesus sendiri mengatakan dalam Yohanes 15:11, “Semuanya itu kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Lantas, bagaimana caranya supaya kita selalu hidup bersukacita?
Pertama, selalu ingat pengalaman yang baik. Mengingat dan merenungkan kembali kebaikan Tuhan akan menolong kita mengatasi pikiran dan perasaan buruk yang sering membuat kita kehilangan sukacita. Mengingat kebaikan orang-orang yang pernah menolong dan mengasihi kita akan mendatangkan berkat dan sukacita. Sebaliknya saat mengingat hal-hal yang buruk, hanya akan merugikan pikiran kita.
“Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.”
(Mazmur 143:5)
Kedua, dengan tetap memuji Tuhan dan menyembah Tuhan di tengah-tengah masalah. Meskipun begitu banyak masalah yang harus kita hadapi, Ia tahu bahwa itulah yang terbaik di dalam kehidupan kita. Meskipun doa kita bertahun-tahun tidak dijawab oleh Tuhan, penyakit yang tidak sembuh-sembuh, permasalahan dalam hidup yang seakan-akan tidak berhenti, Yesus tetap adalah Allah yang baik. Ia baik karena Ia telah menyelamatkan kita dari kematian kekal. Ia menebus dosa kita dan memberikan kita kesempatan untuk menjadi manusia baru dan menjadi anak-anak Allah.
Ketiga, selalu minta pertolongan dari Tuhan. Jangan pernah mengandalkan kemampuan diri sendiri atau orang lain. Di dalam Matius 11:28, Yesus berkata: “Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Sebuah ajakan yang luar biasa yang Dia berikan kepada kita untuk selalu mengandalkan Allah di dalam setiap aspek kehidupan ini.
Ketiga cara di atas sekiranya akan mampu membuat kehidupan kita bersukacita. Di dalam kehidupan ini, berusahalah memilih untuk terus bersukacita di dalam kehidupan ini. Hidup boleh dipenuhi dengan berbagai masalah, namun di dalam Yesus sajalah kita beroleh sukacita dalam keadaan apapun jua.
Sumber Gambar : BlogSpot