Mengapa Melayani?
Setelah retreat Gereja pada tanggal 5 Mei yang lalu, banyak dari pemuda-pemudi yang memberi diri untuk melayani di Gereja. Meskipun dari hari senin hingga jumat telah kerja hingga larut malam, mereka dengan senang hati menyisihkan waktu di hari Sabtu untuk mengikuti latihan pelayanan. Ada juga yang datang pagi-pagi sekali di hari Minggu untuk menyiapkan barang dan membereskan peralatan. Saya yang melihatnya, kagum akan semangat mereka untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Mengapa Melayani?
Melayani dapat diartikan sebagai mengabdi atau menghamba kepada Tuhan dan kepada orang lain, atau pola hidup yang bukan lagi hidup untuk diri sendiri melainkan hidup untuk Tuhan dan untuk orang lain. Jadi, jelas di sini, melayani tidak hanya di gereja saja, tapi setiap waktu, di setiap tempat di mana kita berada.
Kalau dipikir-pikir, kenapa sih kita mau melayani Tuhan? Kenapa sih kita mau bersusah-susah dan melayani? Itu karena Yesus sendiri sudah melayani kita, kita telah melihat sendiri bukti pelayanan Yesus. Seluruh hidup Yesus selama 33 tahun ditandai oleh jiwa melayani. Tujuan hidup-Nya bukanlah untuk mendapatkan pelayanan, melainkan untuk memberikan pelayanan. Hidup-Nya bukanlah dilayani, melainkan melayani. Alkitab tidak menggambarkan Yesus sebagai Tuhan yang angkuh dan berkuasa, melainkan sebagai Tuhan yang melayani dan menghamba.
Jiwa Kristus adalah melayani dan menghamba. Itulah juga jiwa kita para murid-Nya. Orang yang mau mengikut-Nya adalah orang yang rela melayani dan menghamba. Orang yang mau berjalan di belakang Yesus adalah orang yang mau melakukan semuanya itu, meski pelaksanaannya sungguh tidak mudah.
Melayani mengandung banyak segi dan resiko. Melayani bukan berarti sekadar bersibuk di sana sini dan bukan pula sekadar memberi ini dan itu. Melayani adalah mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan diri sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain.
sumber gambar : blogspot