Terpilih Menjadi Murid Yesus
Di Jepang, setiap tahun antara bulan Januari-Maret, semua mahasiswa yang ada di tingkat 4 (semester 8) mendadak sangat sibuk. Selain harus mengerjakan penelitian sebagai syarat kelulusan, berkomunikasi dengan sensei (dosen) mengenai skripsi, mahasiswa juga mengikuti shuushoku katsudou (mencari pekerjaan). Banyak senior yang mengatakan, mengerjakan penelitian dan skripsi saja sudah menguras tenaga, ditambah lagi dengan harus mencari pekerjaan. Mereka harus mencari data dan statistik perusahaan yang ingin dimasuki, kemudian melihat persyaratannya, membuat surat ini dan itu, mengirim lamaran, dan bila lamaran diterima akan dilakukan wawancara. Lewat hasil wawancara, para pelamar nantinya akan diberitahu lewat e-mail apakah mereka terpilih atau tidak.
Kehidupan mahasiswa di Jepang sangat berbeda dengan remaja di masa Perjanjian Baru. Anak laki-laki Yahudi akan sering menghadiri sekolah-sekolah rabi sampai mereka berusia 13 tahun. Lalu, hanya yang terbaik dan paling cemerlanglah yang akan terpilih untuk menjadi “pengikut” rabi setempat. Sekumpulan kecil murid yang terpilih ini akan ikut kemanapun sang rabi pergi dan makan apapun yang sang rabi makan. Mereka menjalani hidup meneladani sang rabi. Sebaliknya, mereka yang gagal dan tidak terpilih akan membuka usaha perdagangan, seperti menjadi tukang kayu, peternak domba kambing, atau nelayan.
Mereka Terpilih Menjadi Murid Yesus
Orang-orang seperti Simon, Andreas, Yohanes, dan Yakobus bukanlah murid pilihan. Menjadi nelayan adalah bukti bahwa mereka tidak lulus menjadi murid setempat. Alih-alih menjadi murid rabi setempat, mereka menjadi nelayan, melanjutkan usaha keluarga. Menarik sekali bahwa Yesus mencari para pria yang ditolak oleh rabi setempat. Alih-alih memilih yang terbaik dan tercemerlang, Yesus menawarkan undangan-Nya, “Mari, ikutlah Aku” (Matius 4:19). Dia menawarkannya kepada para nelayan yang kurang istimewa ini. Sungguh suatu kehormatan yang luar biasa. Mereka semua terpilih menjadi murid Yesus, Rabi yang terbaik.
Dua ribu tahun lebih sudah lewat, tapi Yesus masih sama. Dia memberikan kehormatan kepada teman-teman dan kepada saya juga untuk mengikut-Nya dan menjadi murid-Nya! Itu bukan karena kita yang terbaik atau tercemerlang lalu kita bisa lulus dan terpilih. Dia mengajak kita untuk mengikuti dan meneladani-Nya. Memberitakan kabar sukacita kabar keselamatan kepada setiap orang, menjangkau banyak orang dengan kasih demi nama Tuhan.
Dengar Dia memanggil namamu, “Marilah, ikutlah Aku” katanya. Maukah teman-teman mendengarkan panggilan mulia itu? Maukah teman-teman menjadi murid Yesus? Ikutlah Yesus dan perkenankanlah Dia membentuk hidup teman-teman!
Orang biasa dan yang terbuang pun bisa terpilih menjadi murid Yesus.
Sumber Gambar : BlogSpot