Meninggalnya Petrus Octavianus
YPPII yang merupakan singkatan Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia yang ada di Batu Malang, Jawa Timur, bukanlah suatu organisasi pelayanan yang awam bagi keluarga kami. Dahulu, Mama pernah berkunjung dan mengikuti kebaktian tahunan di Batu Malang. Sejak kecil pun, saya, Abang, Papa, dan Mama selalu membaca dan merenungkan Firman Tuhan dan menggunakan renungan Segarlah Jiwaku terbitan YPPII sebagai penuntun.
Renungan harian yang padat berisi dan penuh makna itulah yang membuat saya dan Abang mengingat terus yayasan yang dipimpin oleh Bapak Petrus Octavianus ini. Lalu sejak kecil, sebisa mungkin saya dan Abang, mengumpulkan seri Renungan Segarlah Jiwaku dan renungan Natal-Paskah yang dikirimkan YPPII Batu Malang. Dan sampai sekarang di rak buku di rumah ada sederetan buku renungan Segarlah Jiwaku ini.
Saya juga teringat bagaimana saya naik sepeda ke kantor pos Kecamatan Bekasi Barat, untuk mengirim persembahan lewat wesel pos. Mama menuliskan alamat YPPII Batu Malang dan alamat rumah, serta pesan singkat dalam secarik kertas. Kertas itulah yang saya bawa ke kantor pos Bekasi Barat (dulu ada di depan kecamatan di samping toko plastik) dan saya menuliskan sesuai dengan isi kertas itu. Saya ingat betul bagaimana saya menulis pesan “untuk pekerjaan pelayanan Tuhan” di kolom pesan. Ya, sebisa mungkin setiap bulan, mama menyisihkan uang dan kemudian mengirimkankannya ke YPPII, sebagai persembahan untuk pelayanan YPPII. Inilah kenangan saya mengenai YPPII Batu Malang.
Tidak hanya itu saja, salah satu pendeta gereja di Tokyo tempat saya bergereja di Jepang kini yang namanya Pak Pendeta Atsumi juga pernah tinggal di Batu Malang dan ikut melayani YPPII. Lalu hampir semua pendeta di GIII Jepang lulusan dari I3 dan ATI yang merupakan bentukan dari YPPII. Jadi bisa dibilang keluarga kami sangat dekat dengan YPPII Batu Malang.
Berita Duka Meninggalnya Petrus Octavianus
Tanggal 31 Maret 2014, di selasar ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta Terminal 3. Kala itu pertama kali saya mengaktifkan handphone dan menggunakan wifi bandara. Ratusan pesan masuk dan saya tengah membacanya satu persatu. Saat itulah saya melihat berita meninggalnya Petrus Octavianus di Facebook ditulis oleh seorang pendeta yang kini melayani di Jepang. Berita itu membuat saya kaget.
Meskipun tidak pernah bertemu langsung dengan beliau, saya bisa merasakan kebaikan dan bukti kasih Pak Petrus Octavianus lewat orang-orang di sekitar saya. Ada keluarga kami dan keluarga Tulang Iren yang mendapatkan berkat lewat renungan harian Segarlah Jiwaku, pendeta-pendeta di Jepang yang saya kenal bisa berkuliah dan sekolah pendeta berkat yayasan YPPII bentukan beliau, juga hal-hal yang lainnya.
Dalam upaya merenungkan meninggalnya Petrus Octavianus, dalam beberapa artikel ke depan, saya ingin merangkum prestasi, hasil karya, buah pelayanan Beliau yang dihimpun dari media dan buku-buku. Selamat membaca teman-teman.
Foto Ibadah Meninggalnya Petrus Octavianus
Sumber Gambar : Facebook 1, Facebook 2, Facebook 3, Facebook 4