Pengalaman di Kuala Lumpur International Airport
Waktu menunjukkan pukul 08.10 ketika pengumuman penundaan keberangkatan pesawat AirAsia pukul 08.35 terdengar di seluruh ruang tunggu. Saya pun kembali mengeluarkan handphone saya membaca-baca berita lagi dari dalam tas kecil coklat saya.
Asyik membaca berita, Nantulang Mamanya Maruli menyentuh pundak saya. Saya pun menoleh dan mengucapkan salam. Nantulang menanyakan kabar ditundanya pesawat. Saya pun menjelaskannya kepadanya. Kami berbicara singkat sebelum akhirnya Nantulang pergi untuk kembali menemui rombongan teman-temannya. Tidak lama kemudian, pengumuman mengenai keberangkatan pesawat pun berbunyi. Saya segera merapikan barang-barang dan membawa tas di punggung saya berbaris di pintu keluar.
Setelah dicek tiketnya, kamipun turun ke lantai satu. Saya dan penumpang lainnya agak lama menunggu bus yang biasanya datang untuk mengantar ke Bandara. Namun ternyata bus tidak datang dan kami semua harus berjalan kaki menuju ke pesawat.
Saya mendapatkan tempat duduk dekat jendela bernomor 26A. Selekas merapikan barang-barang, saya pun duduk dan beristirahat sejenak. Pesawat baru terbang sekitar pukul 09.15 atau terlambat 50 menit dari jadwal semula. Saat pesawat mengudara saya pun segera tertidur, mungkin karena jam tidur malam yang pendek kemarin malam.
Tidur saya di siang itu sempat terusik aroma makanan yang dihidangkan dalam kabin pesawat. Namun karena saya memang tidak memesan makanan, maka saya membiarkan mata saya tetap terpejam dan tidur kembali. Barulah sekitar pukul 12.00 waktu Malaysia (sama dengan waktu Indonesia tengah), saya bangun karena ada pengumuman pesawat akan segera mendarat.
Tiba di Kuala Lumpur International Airport
Tiba di Bandara Kuala Lumpur International Airport, saya masuk ke ruangan yang sama ketika baru mendarat dari Tokyo Jepang. Karena sudah sering datang ke tempat ini, saya jadi tahu banyak hal dan tidak takut tersasar. Sejenak saya mencari Nantulang Mamanya Maruli dan beberapa temannya yang lain, tapi saya tidak berhasil menemukan mereka. Jadilah saya pergi sendiri ke lantai 2 ruangan tunggu transit bandara. Pergi berpetualang ke tempat yang belum saya kunjungi sebelumnya.
Dibandingkan ruangan transit, ada lebih banyak toko dan restoran-restoran yang bisa kita temui di lantai 2. Saya bisa berkeliling sejenak dan membeli roti-roti kecil mengganjal lapar. Maklum saja, saya hanya sarapan mie goreng plus nasi pada jam 5 pagi tadi. Sambil berkeliling, saya menemukan ruang tunggu yang lain, lalu juga pintu masuk Bandara, dan arena permainan lain yang lebih luas dan menarik dibanding ruang transit.
Setelah kurang lebih 1 jam berjalan-jalan, saya pun memutuskan untuk kembali dan bersiap-siap untuk penerbangan ke Haneda Tokyo pada jam 14.30. Meski sempat kesulitan mencari jalan dan jalur ke sana, namun akhirnya saya bisa kembali lagi ke ruang transit antarbangsa. Di saat itulah saya bertemu dengan Nantulang Mamanya Maruli dan teman-temannya. Di sana saya juga bertemu dengan orang Jepang yang sedang berlibur di Malaysia dan tengah bercakap-cakap dengan Nantulang. Saya pun kemudian diminta menjadi penerjemah atau interpreter di antara mereka.
Saya memperkenalkan diri singkat lalu duduk beristirahat menunggu pesawat yang akan terbang 45 menit lagi. Salah seorang teman Mamanya Maruli menawarkan roti sosis kepada saya. Saya pun memakannya cepat-cepat karena kita tidak boleh membawa makanan ke dalam pesawat. Saya pun tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Nantulang itu.
Meninggalkan Kuala Lumpur International Airport
Tepat pukul 2 siang, pengumuman keberangkatan pesawat di Bandara Kuala Lumpur International Airport pun bergaung. Kami bergegas berbaris dan berjalan menuju ke pesawat yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari pintu keluar bandara. Kebetulan saya mendapatkan nomor 10G (tempat duduk di ruangan tenang) jadi saya masuk dari pintu depan pesawat. Sedangkan Nantulang dan teman-temannya masuk dari pintu tengah karena mereka duduk agak ke belakang. Tempat duduknya berada di baris tengah sebelah kanan, jadi mudah kalau mau berjalan ke toilet sejenak.
Inilah pengalaman saya transit di Bandara Kuala Lumpur International Airport. Mulai dari jam 12 siang sampai jam 2 siang, hanya 2 jam memang. Tapi saya bisa berjalan-jalan mengelilingi Bandara Kuala Lumpur International Airport dan mendapatkan pengalaman baru. Bisa berinteraksi dengan orang Indonesia, Jepang, dan Malaysia berganti-gantian dan menjadi interpreter di antara mereka.
Sumber Gambar : Wikipedia Commons, www.thehindu.com