Bilangan dalam Kitab Bilangan
Lanjut kepada kitab Bilangan. Setelah bingung dengan peraturan-peraturan di kitab Keluaran dan Imamat, kita makin tambah bingung menjelang kitab Bilangan. Di pasal pertama, kita langsung diperhadapkan dengan sensus perhitungan orang Israel. Banyak orang yang karena tidak mengerti apa makna kitab ini, jadi berhenti dan menyerah membaca Alkitab. Semangat menggebu-gebu di bulan Januari, namun surut ketika sampai di Bilangan. Tapi, sebetulnya apa sih maksud Alkitab mencantumkan sensus penduduk ini? Apa maksudnya bilangan dalam Kitab Bilangan ini?
Makna Bilangan dalam Kitab Bilangan
Kitab bilangan dimulai dengan sensus (bilangan 1) dan juga diakhiri dengan sensus (bilangan 26). Lewat laporan sensus di Bilangan 1, kita menemukan jumlah orang-orang yang mulai mengikuti perjalanan menuju Tanah Perjanjian yakni Kanaan. Di antara mereka ada yang bersungut-sungut dan memberontak kepada Allah dan kemudian mati di padang gurun. Di sensus kedua pada Bilangan 26, kita menemukan generasi kedua dari orang Israel yang siap masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Mereka adalah anak-anak dari generasi pertama dan tidak ikut melawan Tuhan Allah. Tapi mengapa kita memerlukan bilangan-bilangan ini?
Sebenarnya, bilangan-bilangan dalam kitab bilangan ini dituliskan agar kita bisa berefleksi ketika membacanya. Adakah kita tergolong orang-orang yang melawan dan memberontak, tidak turut perintah Allah? Atau adakah kita orang-orang yang telah siap menerima janji tanah perjanjian yang diberikan Allah kelak?
Refleksi itu bisa dilanjutkan dengan pembacaan mengenai pemberontakan yang dilakukan umat Israel. Mereka bersungut-sungut kepada Tuhan sehingga Tuhan menurunkan api (Bilangan 11), pemberontakan Miryam dan Harun (Bilangan 12), pemberontakan umat Israel ketika mendengar laporan pengintai Tanah Kanaan (Bilangan 14), pemberontakan melawan Tuhan dan menyerang bagian selatan Kanaan (Bilangan 14:39-45). Ada juga orang yang melanggar hari Sabat (Bilangan 15:32-36) dan juga Korah, Datam, dan Abiram yang memberontak melawan Musa dan Tuhan. Musa dan Harun pun tak luput, mereka memberontak pula terhadap perintah Allah dalam Bilangan 20:2-13. Dalam Bilangan 21:4-9 diceritakan juga orang Israel yang bersungut-sungut meminta roti dan air sehingga Allah menyuruh ular tedung mematok mereka. Dan pada bilangan 25 ada cerita pemberontakan orang Israel yang menyembah Baal Peor dan menikah dengan perempuan Moab.
Bilangan dalam kitab Bilangan tidaklah sembarang ditulis tanpa arti. Dengan sederetan kasus pemberontakan yang dituliskan, kita melihat bahwa Allah tegas. Yang bersalah mesti dihukum, yang benar akan diberkati. Yang memberontak tidak bisa masuk, sedangkan yang setia pada Allah dibolehkan menikmati janji Allah di Tanah Perjanjian.
Maukah masuk ke Tanah Perjanjian dan menikmati semua janji serta kebaikan Allah? Kuncinya satu: jangan memberontak! Bilangan dalam kitab Bilangan telah mengajarkannya.
Informasi lebih lanjut: Detail sensus di Bilangan 1 dan Bilangan 26
Sumber gambar : www.zionministry.com, www.enduringword.com