Buyung Air Ribka
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga (Pengkhotbah 9:10)
Gadis cantik itu memberi minum seorang asing yang tidak dikenalnya dari buyung airnya. Tidak hanya itu saja, ia juga memberi minum unta orang itu. Tampaknya tidak terlalu istimewa ya? Tetapi marilah kita coba berhitung. Untuk memberi minum seekor unta yang haus diperlukan air hampir empat buyung. Nah, unta orang itu bukan cuma seekor tetapi sepuluh! Jadi, berapa kali gadis itu harus bolak-balik menimba air? Ah, Anda tentu mulai melihat seseuatu yang istimewa di sini.
Kisah Tentang Buyung Air Ribka
Anda pasti sudah tahu, gadis cantik itu bernama Ribka. Ini kisah tentang buyung air Ribka yang luar biasa. Tampaknya ia menerapkan hikmat yang dituliskan Pengkhotbah sekian abad kemudian. Apakah ia melakukannya karena hendak dipersunting seorang pangeran tampan idaman? Apakah ia melakukannya hanya untuk pamer, hendak memikat hati orang asing itu, siapa tahu ia dapat memperoleh keuntungan dari kebaikannya? Jelas tidak. Ia sama sekali tidak mengenal hamba Abraham itu. Justru kemungkinan besar Ribka sudah terbiasa melakukannya, memberi minum orang-orang asing yang lain. Ia melakukannya karena memang ia pekerja keras dan murah hati. Dan, pada petang yang tidak terduga itu, sikap tersebut membuatnya terhisab dalam kisah penebusan agung yang tengah ditenun Tuhan Allah.
Apapun tugas yang ada di tangan kita, marilah kita menerapkan hikmat Salomo serta meneladani sikap Ribka. Mungkin hasilnya tidak wah, tidak sedramatis yang dialami oleh Ribka. Akan tetapi, sepanjang kita melakukannya dalam penyertaan Tuhan dan bagi kemulian-Nya, kita dapat mengambil bagian dalam kreativitas Sang Pencipta dan turut memelihara serta memperindah ciptaan-Nya.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolese 3:23)