Sebelumnya
Kereta mulai berjalan. Aku menegakkan badanku dan mencoba mengintip dari jendela kecil. Samar-samar aku melihat kotaku. Semua sudah hancur. Semua sudah lenyap. Semua sudah rata dengan tanah. Sekarang aku hanya bisa berdoa agar Tuhan mengampuni bangsaku. Agar Tuhan juga tetap menuntun aku di negeri yang tidak aku tahu tempatnya. Ke negeri yang baru dan penuh tantangan. Ke negeri yang tidak mengenal Tuhan Allah. Ke negeri baru yang jauh sekali. Ya, aku hanya bisa melihat reruntuhan kotaku untuk terakhir kalinya.
Kereta terus berjalan. Berjalan terus ke negeri yang namanya Babel. Bagaimana nasib teman-temanku? Bagaimana nasibku nanti?
==============
Sepanjang perjalanan aku tidak bisa tidur. Kereta terus terguncang-guncang karena jalan yang berbatu. Apakah perjalananku nanti seperti jalan ini? Apakah perjalananku akan sulit dan menyakitkan? Ah semuanya itu memenuhi pikiranku. Aku cemas. Aku kuatir. Mungkinkah aku bisa selamat di daerah yang baru?
Daerah baru? Banyak orang yang berpikir ini berarti kebebasan untuk melakukan segala sesuatu. Apalagi apabila pergi seorang diri, sama seperti aku. Ya, aku akan mengembara seorang diri di negeri yang asing. Di negeri yang tidak mengenal Tuhan. Di negeri yang perintah dan hukum Tuhan tidak dibacakan dan dilakukan. Negeri yang jahat menurut aku. Apakah aku nanti akan jadi sama seperti mereka? TIDAK. Sekali-kali aku tidak akan mengikuti gaya hidup mereka. Aku tidak mau menjadi sama dengan orang-orang durhaka yang tidak mengenal kasih setia Tuhan. Ya, aku akan tetap mengikut Tuhan Allah sepanjang hidup, meskipun hanya seorang diri saja. Mesekipun semua orang menentang dan mencoba mencelakakan aku, aku akan tetap setia kepada Tuhan Allah.
Daerah baru? Apakah nanti aku akan memiliki teman di sana? Teman yang baik yang mengenal Tuhan? Teman yang dapat membantu dan saling bertumbuh dalam Tuhan? Teman yang membantu aku di daerah yang baru? Ah, aku hanya bisa berharap. Ya, berharap Tuhan akan membantu aku untuk menemukan teman yang baik dan setia pada-Nya. Teman itu bisa membawa pengaruh yang buruk. Orang yang baik bisa menjadi benar-benar jahat karena pergaulan. Apalagi nantinya aku akan ada di daerah baru, tidak ada yang bisa mengingatkan aku apabila aku salah. Tidak ada orangtua yang setiap hari membacakan firman Tuhan. Aku harus bisa membawa diriku sendiri. Aku harus bisa menjaga diri dari semua pengaruh buruk.
Kereta terus saja terguncang-guncang karena batu di sepanjang jalan. Aku sadar, ke depannya, perjalananku juga akan sama seperti ini. Perjalananku tidak akan mulus dan lurus. Perjalananku akan menguncang-guncangkan jiwaku, bahkan mungkin akan menyakitkan. Tapi aku yakin, meskipun perjalananku sangat sulit dan berbahaya, tapi kalau Tuhan bersama dengan aku, semua bisa kulalui. Semua bisa kuhadapi kalau Tuhan ada di sampingku.
Sepanjang perjalanan aku hanya bisa berdoa dalam hati.
Tuhan Allah, mampukan aku agar bisa hidup setia meskipun ada di daerah baru.
Recommended for you