Kamu adalah Mahakarya Allah
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling ajaib. Sebuah mahakarya Allah. Untuk menghasilkan sebuah mahakarya, seorang sutradara bisa menghabiskan waktu belasan tahun menyusun ide cerita hingga mempersiapkan teknologi pengambilan gambar. Untuk membuat sebuah mahakarya, seorang pencipta lagu atau penata aransemen harus menyusun satu persatu not hingga enak didengar. Dan untuk menghasilkan sebuah mahakarya, seorang pemahat batu harus menghabiskan waktu berjam-jam atau berbulan-bulan memahat atau mengikis bongkahan batu.
Begitu juga dengan Allah. Allah menciptakan manusia menjadi mahakarya-Nya yang agung. Ya, kamu adalah Mahakarya Allah! Sebuah masterpiece dari pencipta alam semesta! Jika untuk menciptakan terang dan gelap, lautan, atau hewan, Allah cukup berfirman atau berkata-kata, tetapi tidak untuk manusia. Ia turun tangan dan bekerja. Ia melukis manusia di tanah dan memberikan nafas kehidupan. Bahkan saat menciptakan Hawa, Allah mengambil tulang rusuk Adam, lalu dibangunnya seorang perempuan. Manusia berharga di mata Allah. Kamu pun berharga di mata-Nya!
Pemazmur juga menyadari hal yang sama ketika dia memandang segala ciptaan Allah. “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat” (Mazmur 8:4-5). Pemazmur bersyukur menyadari semuanya itu dan memuliakan Allah (Mazmur 8:10).
Sebagai masterpiece atau mahakarya Allah, ada tiga hal yang harus kita lakukan. Pertama, kita diciptakan untuk melakukan tujuan pencipta kita. Sebuah robot diciptakan untuk melakukan perintah pencipta-Nya. Seharusnya manusia pun begitu, melakukan apa yang Allah inginkan. Namun, Allah menciptakan kita spesial. Kita memiliki pilihan dan kehendak, kita bebas untuk memilih. Memilih untuk hidup semau dan sesuka hati kita, atau ikut dalam rencana Allah?
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya (Mazmur 139:13-16).
Kedua, sebagai mahakarya Allah, kita memiliki segala yang kita perlukan untuk melakukan apa yang Allah inginkan. Jika kita merasa tidak mampu, atau khawatir dan takut, Allah memberikan kuasa kepada kita. Sebuah kekuatan bagi siapa saja yang mau percaya kepada-Nya.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib (2 Petrus 1:3).
Dan yang ketiga, Allah memakai semua hal di dalam hidupmu untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Mungkin kita merasa diri kita tidak pintar dalam pelajaran di sekolah. Mungkin juga kita berasal dari keluarga sederhana yang membuat kita minder dalam bergaul. Sebagian lagi berpikir bahwa saya ia telah melakukan kesalahan fatal dengan menyia-nyiakan waktunya di masa muda atau dengan berbuat dosa. Saya mau katakan, Allah tahu semua kekurangan kita. Dan Ia sanggup memakai semua kekurangan kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).
Jika para pembaca merasa pernah salah melangkah atau melakukan kesalahan besar yang kini merusak hidup teman-teman, saya rindu mengajak kita untuk melihat kembali bagaimana Allah menciptakan kita. Kita adalah masterpiece-Nya Allah. Kita sungguh spesial dan tak ada bandingannya. Dan meskipun kita hina, kotor, dan penuh kekurangan, Ia sanggup mengubahkan hidup kita. Tidak ada yang tidak mungkin Allah lakukan. Ia dapat mengubahkan kehidupan teman-teman yang sudah hancur sekalipun. Maka, ijinkanlah Allah, Sang Pencipta itu untuk masuk ke dalam hidup kita. Mengubahkan dan membentuk kita kembali, menjadi hidup yang sesuai kehendak-Nya.
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya (Yeremia 18:3-4).