Menghadapi Pergumulan (Mazmur 6)
Dalam Mazmur 6:1-11, kita bisa membayangkan dengan jelas bagaimana keadaan Daud, sang pemazmur dalam menghadapi pergumulan. Dari sejak muda, saat menjadi penggembala domba, Daud selalu menghadapi bahaya, ancaman, dan pergumulan. Bahaya dan ancaman dari binatang buas yang bisa saja menyerangnya setiap waktu saat menggembalakan ternak. Ada juga pergumulan mengenai keluarganya sendiri, pergumulan dengan Saul, dan lainnya. Tapi, setelah Daud menjadi raja dan tinggal di Istana, tidak serta merta pergumulan itu sirna. Justru semakin banyak pergumulan yang datang dan menyesakkan hati.
Mazmur 6: Menghadapi Pergumulan
Dalam Mazmur 6:2-4, kita bisa membaca rintihan dan permohonan Daud kepada Allah. Dari pilihan kata-kata yang dipergunakan, kita sudah bisa membayangkan betapa beratnya pergumulan itu.
(2) Ya Tuhan, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepansan amarah-Mu.
(3) Kasihanilah aku, Tuhan, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, Tuhan, sebab tulang-tulangku gemetar,
(4) dan jiwakupun sangat terkejut, tetapi Engkau Tuhan; berapa lama lagi?
Pergumulan seringkali membuat kita takut, kuatir, bahkan curiga dengan Tuhan Allah. Katanya Allah itu Maha Kasih, mengapa Dia tetap diam di saat aku mengalami pergumulan? Mengapa Allah tidak bertindak melakukan sesuatu? Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang muncul dalam pikiran kita. Tapi, STOP! Mari kita terus membaca Mazmur 6 ini dan mari belajar mengenai apa yang mesti kita sadari dalam menghadapi pergumulan.
Kiat Menghadapi Pergumulan
Yang pertama, sadari bahwa semua pergumulan yang Tuhan izinkan pasti ada maksudnya, ada berkat di baliknya. Pergumulan seringkali terasa begitu besar, sehingga kita tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya. Tapi apabila kita sudah terbiasa membaca dan mengerti Firman Tuhan, saat menghadapi pergumulan, kita tahu akan janji Tuhan. Bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan pencobaan melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13). Dengan keyakinan dan pengharapan seperti itu, kita akan bisa berdiri tegak dan melihat sesuatu dibalik pergumulan kita tersebut.
Yang kedua, sadari bahwa kita harus berubah, bertobat, mengakui kesalahan. Pergumulan dan pencobaan seringkali menyadarkan kita akan hal-hal yang kita lakukan, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Dengan kerendahan hati dan hati yang tulus, kita harus mengakui hal-hal tersebut. Dalam doa kita panjatkan permohonan ampun dan nyatakan janji ingin berubah. Kemudian, mintalah Tuhan yang bekerja dan membereskan hati, pikiran, dan kelakuan kita. Kita harus mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Yang ketiga, sadari kuasa Tuhan, minta hikmat, ketenangan, kebenaran dan kekuatan. Mari kita mencontoh Daud. Saat menghadapi pergumulan, kita tidak takut lalu lantas minta pertolongan orang lain sampai berbuat dosa (seperti yang dilakukan oleh Saul). Yang pertama dilakukannya ialah meminta pertolongan kepada Tuhan. Daud tidak lantas minta, “Tuhan selesaikan semua pergumulan saya!” Daud tidak berdoa seperti itu. Daud meminta hikmat, ketenangan, dan kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Masalah dan pergumulan pasti tetap ada selama kita hidup di dunia ini. Tapi, bersama dengan Tuhan dan dengan pertolongan Tuhan sajalah, kita dimampukan untuk tetap berjuang dan meraih kemenangan. HALELUYA!
Sumber Gambar : BlogSpot