Pokok Anggur
Senang sekali bisa mengikut Tuhan Yesus, berjalan dan mengikuti kemanapun Tuhan Yesus pergi. Saat Dia melakukan mukjizat, aku terkejut, aku kaget, dan awalnya tidak percaya. Tapi saat melihatnya aku yakin bahwa Dia adalah sunguh-sungguh Mesias, Anak Allah. Ya, hari ini aku dan teman-teman yang lain kembali akan mendengarkan firman-Nya. Yesus seringkali berkata kepadaku dan teman-teman yang lain, ya kami adalah 12 murid Yesus. Apa yang akan dikatakan oleh Yesus hari ini ya?
Akulah Pokok Anggur yang Benar
“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Pokok Anggur dalam Perjanjian Lama
Eh, mengapa Tuhan Yesus bercerita mengenai pohon anggur? Tuhan mengatakan bahwa Dia adalah pokok anggur dan saya adalah rantingnya. Aku jadi teringat mengenai perjanjian lama, ya, tidak salah lagi, Tuhan Yesus sedang menggunakan perjanjian lama dalam firmannya. Waktu itu zaman Nabi Yehezkiel, Tuhan Allah menyebut bahwa Yerusalam adalah pohon anggur yang tidak berguna.
Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Seperti kayu anggur di antara kayu-kayu di hutan, yang Kulemparkan ke dalam api untuk dibakar, begitulah Aku lakukan terhadap penduduk Yerusalem. Aku sendiri akan menentang mereka. Walaupun mereka luput dari api, tetapi api akan memakan mereka. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menentang mereka dan Aku menjadikan negeri itu sunyi sepi, oleh karena mereka berubah setia, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Ya, Tuhan Allah dulu sangat marah, sangat marah kepada Bangsaku karena kami memang sudah berbuat jahat. Bangsaku sudah jauh sekali dari Tuhan, dan sama sekali tidak mengikuti perintah Tuhan dalam hidup. Bangsaku sudah meninggalkan Tuhan Allah, dan malah beribadah kepada Baal. Bangsaku tidak pernah lagi mengingat dan melakukan perintah Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan Allah membuang kami ke dalam penjajahan, kami yang ada sekarang adalah orang-orang yang kembali dari pembuangan. Sungguh sedih mendengarkan cerita ini kembali. Mengapa Tuhan memakai cerita ini? Mengapa Tuhan membuka kembali penderitaan akan pembuangan yang telah terjadi? Apa yang sesungguhnya hendak dikatakan oleh Tuhan Yesus?
Belum sempat aku bertanya kepada Yesus, Tuhan Yesus sudah melanjutkan ceritanya kembali.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Ya, Tuhan Yesus tidak mau kejadian yang sama terulang kembali. Tuhan Yesus tidak mau kami kembali menderita karena penjajahan dan pembuangan yang pernah kami alami. Tuhan Yesus mau mengubah semuanya ini. Tuhan Yesus hanya meminta kami semua untuk tetap tinggal di dalam_nya, dan membiarkan Firman-Nya tetap tinggal dalam hidup kami.
Akupun tidak mau kejadian yang sama terulang kembali, saat Tuhan Allah menghukum bangsa kami semua. Ya, mulai dari saat ini aku akan mengikuti Dia kemanapun Dia pergi. Aku mau selalu mendengarkan perintah-Nya yang diucapkannya. Aku mau selalu dekat dan bersekutu dengan Dia. Aku mau tinggal dekat dan dalam hadirat Tuhan Yesus. Karena Dialah pokok anggur, dan aku carangnya. Diluar Dia, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku mati.
Disarikan dari: Yohanes 15:1-8, Yehezkiel 15: 1-8 dari sudut pandang murid Yesus.
Sumber Gambar : BlogSpot