Agar-Agar yang Enak
Sungguh menyenangkan ketika Anda dapat mengulangi masa-masa bahagia yang terjadi di masa lampau. Sebuah masa ketika Anda dapat merasakan kasih Allah yang sesungguhnya melalui orang-orang yang begitu mengasihi Anda secara nyata. Sebuah masa ketika kita merasakan kebaikan Allah melalui tindakan orang yang mengasihi Anda.
Papa dan mama adalah contoh nyata kasih Allah yang begitu nyata di dalam hidup adik saya dan saya. Begitu banyak kasih dan pengorbanan yang mereka sudah lakukan selama kehidupan kami berdua. Saya juga begitu yakin, kasih Allah akan terus mengalir di dalam hidup saya melalui orang tua saya sampai kapan pun.
Membuat Agar-Agar
Saya masih ingat jelas saat-saat saya liburan di Bulan Juni 2011 kemarin. Orang tua membuatkan saya agar-agar berbagai rasa yang begitu enak di tengah kesibukannya. Pagi-pagi sekali mama sudah berbelanja dan sebelum pergi kerja, papa membuatkan agar-agar bagi saya. Hari itu, papa membuat agar-agar dari bahan utama santan kelapa–bukan air seperti yang biasa saya gunakan. Agar-agar dari santan kelapa menawarkan rasa yang sungguh gurih dan membuat saya ketagihan. Agar-agar itu amat enak rasanya. Agar-agar itu adalah bukti betapa papa dan mama mengasihi saya.
Kalau hari ini saya bisa membuat agar-agar yang itu kembali, itu pasti karena Allah begitu mengasihi saya. Pagi hari, setelah membeli beberapa buah dan sayur, entah mengapa saya begitu ingin membeli kelapa parut. Saya tahu persis di mana kelapa parut itu dijual, dan bisa langsung memperolehnya. Pagi itu, setelah tiba di indekos kira-kira pukul 04.40, saya langsung membuat agar-agar dengan santan yang saya buat sebelumnya. Kelapa parut itu saya campurkan dengan sejumlah air, kemudian saya peras untuk mendapatkan santan murni. Santan itu saya panaskan sampai mendidih dan ditambahkan bubuk agar-agar. Beberapa saat kemudian, saya menuangkannya ke cetakan dan mendinginkannya. Tidak lama, agar-agar itu dingin dan mengeras, siap dimakan dan dinikmati.
Sungguh suatu kebahagiaan ketika saya kembali mengulang memori indah tersebut. Memori ketika saya makan agar-agar yang amat enak rasanya. Agar-agar yang dibuat dari kasih papa dan mama. Kasih yang mengalir ke dalam hidup saya sebagai anaknya. Kasih yang saya yakini pasti hanya berasal dari Allah semata. Allah yang begitu mengasihi saya. Ia ingin supaya saya dapat merasakan kasih itu–bahkan jauh lebih besar daripada sebelum-sebelumnya. Kasih Allah dinyatakan langsung kepada diri saya oleh saya sendiri.
Hari ini ketika saya kembali bisa memakan agar-agar dari santan kelapa itu saya amat bersyukur. Bersyukur karena dapat merasakan betapa gurihnya agar-agar. Bersyukur karena dapat merasakan betapa enaknya rasa coklat dari agar-agar tersebut. Dan terutama bersyukur karena dapat kembali merasakan kasih Allah melalui agar-agar. Agar-agar yang enak.
Sumber gambar : BlogSpot