Akhir Sebuah Perjalanan di Kampus Gajah
Akhir Sebuah Perjalanan di Kampus Gajah
Agnes, satu-satunya wanita di dalam kelompok ini. Cewek yang kuat: sosok dan panutan yang dibanggakan di dalam keluarganya. Tekanan sosial dan tuntutan keluarga memang kadang membuat dia goyah. Namun, Agnes adalah sosok yang rendah hati, nada suara yang lembut jika berbicara, dan penyuka komik serta film/drama korea. Dunia informatika kini telah menjadi bidang keahliannya dengan kemampuan nalar yang di atas rata-rata.
Chandra, anak bungsu yang sangat tidak manja. Punya cita-cita yang sama untuk memajukan ilmu ke-teknik-an di Indonesia (ayo Chan, semangat). Orang yang nemenin ke BEC untuk buat printer infus, orang yang bantuin pindahan indekos di tahun 2012, dan tempat bertukar cerita yang paling klop yang aku punya. Semangat ya chan buat persiapan nikah kakakmu, untuk pelayanan siswa, dan untuk rencana studimu. Suatu saat kelak, kita bikin perusahaan bersama yah.
Edo, anak bungsu dari keluarga yang kental dengan dunia keteknikan. Mengerjakan TA bersama, tes TOEFL dan TOEIC bersama, dan makan di Saraga bersama. Punya begitu banyak kesamaan dalam latar belakang keluarga dan didikan orangtua. Edo jago banget main piano bahkan ada rencana untuk menjadi guru les piano. Paling sering pulang bareng dan makan di Cisitu dan belajar buat ujian dna tugas bersama. Sejak kenal pertama di kelas Kalkulus di 9231 hingga kini tetap menjadi orang Batak terbaik yang kukenal.
Kharisma, dia juga anak bungsu. Abangnya satu dokter dan dan satu lagi sarjana elektro. Dengan pernikahan kakaknya di bulan Oktober nanti, berarti tinggal dia yang belum menikah (ayo khar, buruan mangoli, hehe). Temen sejati dan tempat bertukar pengalaman dalam dunia engineering dan manajemen bisnis. Sama-sama pernah magang di perusahaan yang sama dan pergi ke Bali. Satu-satunya dari Geng Cihui yang pernah satu indekos. Rumah abangnya di Bekasi sangat dekat dengan rumah saya sehingga kami sering pulang bareng naik bus dari Bandung. Satu persekutuan, dan satu keluarga rohani. Peranan dan idenya bagi saya sudah sangat mencerminkan namanya, Leader.
Mada, dituliskan terakhir bukan karena tidak spesial, namun karena punya huruf awal dengan abjad terakhir saja dari kami semua. Mada orangnya asyik banget dalam bermain dan jalan-jalan santai gak jelas. Dia punya taste musik yang baik dan juga pandai bermain gitar dan bass. Anak laki-laki di tengah keluarga menuntut dia untuk menjadi panutan bagi kakak dan adiknya, dan sejauh ini rasanya cukup berhasil. Mada satu-satunya dari kami yang mempunyai mobil dan bisa menyetir mobil. Jadilah, makan di lisung ini juga adalah peranan dia. Makasih Mad! Maaf kalau aku sering ngatur atau nyuruh, tapi aku seneng banget bisa melihatmu sukses dan mengejar mimpimu.
Gila, gak nyangka bisa nulis kayak gini sekarang. Mungkin deskripsinya masih kurang dan gak asik, namun gambaran itulah yang membuat aku sangat bersyukur pernah mengenal kalian dalam perjalanan di kampus gajah ini. Dan kini kenapa ya rasanya sedih (maklum meelaaan:p).
Namun, kenangan tentang kalian semua sudah aku simpan baik-baik di dalam semua harddisk dan memoriku. Lima persen di Facebook, lima persen di website pribadi, dan sisanya akan abadi di dalam hati ini sampai selamanya. Terima kasih teman. Ups, saya salah, terima kasih sahabat!
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2