Bertindak Bukan Sekadar Berkata-Kata
Above all, love each other deeply, because love covers over a multitude of sins (1 Peter 4:8).
Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8).
Ada sebuah hal menarik yang saya temukan di dalam persiapan Paskah PMK ITB 2012 ini. Sebagai salah seorang kepala divisi di PMK ITB, saya juga menjadi Stiring Commitee (SC) atau panitia pengarah bagi divisi Acara. Sebagai rangkaian dari acara Ibadah dan Perayaan Paskah ini, panitia melakukan Feed The Hungry. Feed The Hungry adalah sebuah kegiatan memberikan makanan kepada orang-orang yang dirasa membutuhkan sekaligus memberitakan Yesus Kristus.
Pada dasarnya, kegiatan ini bertujuan agar jemaat PMK ITB dapat menyelami keadaan mereka lalu bisa belajar mengasihi sesama. Sebuah kegiatan yang tidak pernah saya temui sebelumnya, sampai saya berkesempatan berkuliah di ITB dan dapat mengikuti kegiatan tersebut.
Mengasihi adalah perintah Yesus sendiri. Yesus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia seperti mengasihi dirimu sendiri.” Perintah yang pasti sudah diketahui oleh semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus. Di dalam 1 Yohanes 3:18 dikatakan, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” Mengasihi sebenarnya bisa dalam bentuk apa pun. Tetapi alangkah indahnya jika kasih itu bisa terwujudnyatakan melalui tindakan yang nyata. Alkitab tidak pernah salah, karena yang Tuhan maksudkan di situ adalah bertindak bukan sekedar berkata-kata.
Bertindak Bukan Sekadar Berkata-kata
Yesus sendiri membuktikan kasih-Nya melalui tindakan, bukan hanya berkata-kata. Ia mengasihi kita melalui perkataan. Ia berkotbah di bukit kepada murid-murid-Nya. Ia bersabda di Bait Allah. Ia juga mengajar orang banyak dari atas perahu. Bahkan, Injil yang kita temukan di dalam Alkitab banyak berisikan mengenai ajaran atau perkataan-Nya. Namun, ternyata kasih itu tidak hanya sampai pada kata-kata saja. Ia juga mewujudnyatakan kasih-Nya melalui tindakan, pengorbanan-Nya untuk mati di kayu salib dan menyelamatkan semua manusia dari kematian kekal sudah lebih dari cukup daripada kita yang dapat kita lakukan. Ia memberikan gambaran yang jelas bahwa kasih yang dinyatakan di dalam sebuah tindakan jauh lebih memiliki dampak yang dapat memberikan perubahan.
Tidak salah mengasihi dengan perkataan, malahan itu adalah yang harus kita usahakan untuk dilakukan kepada setiap orang. Mengasihi dengan perkataan juga amat mudah dilakukan. Cukup dengan memberikan pujian yang tulus kepada orang yang telah melakukan sesuatu, ucapan terima kasih, atau bahkan dengan sebuah senyum kecil kepada orang yang melakukan suatu perbuatan baik kepada kita. Tetapi kembali lagi, kasih akan jauh lebih mendarat atau tersampaikan melalui tindakan nyata, tindakan kasih, tindakan yang memberikan atau menyatakan kasih, bahkan meskipun itu tidak dianggap oleh siapa pun di dunia ini. Kasih harus bertindak bukan sekadar berkata-kata.
Namun, yang terutama dari hal mengasihi adalah motivasi yang tulus. Yesus mau mati disalibkan karena dosa kita karena Dia mencintai kita. Dia tidak ingin kalau manusia binasa akibat dosa. Biarlah Dia yang mati dan menanggung semua kesalahan kita di atas kayu salib, asalkan kita mendapatkan kesempatan baru dan keselamatan yang kekal. Itulah yang harus kita contoh dan teladani. Ketulusan dalam mengasihi. Tanpa ada keinginan untuk dibalas atau dikenang. Biarlah kita tidak diingat, tidak dianggap, bahkan dilupakan, asalkan kasih Yesus dapat dibagikan ke sebanyak-banyaknya orang di dunia ini. Amin.
Sumber Gambar : BlogSpot