Bila Kangen Terus Mengganggu
Hari Minggu kemarin, tanggal 25 Juni 2010 adalah kali pertama saya tinggal di kost-an. Papa, Mama, dan adik mengantarkan saya ke tempat indekos pada siang hari sepulang kami bergereja bersama. Setelah menurunkan barang-barang dan merapikan, kami makan siang bersama, dan kembali pulang pada malam hari karena harus melanjutkan aktivitas rutin esok harinya. Saya berada ratusan kilometer dari rumah di Bekasi. Begitu tidak nyamannya hingga di tengah orang banyak pun saya merasa kesepian. Kangen, rindu, dan baru sadar betapa enaknya tinggal di rumah sendiri. Saya juga merasakan betapa pentingnya orangtua selama ini. Pulang? Tidak mungkin, karena pulang bukanlah pilihan.
Masakkan tidak masuk kuliah ITB hanya karena rindu kepada orangtua? Untunglah, kangen itu dapat sedikit demi sedikit dikurangi, melalui telepon atau facebook, saya dapat menyampaikan rasa rindu saya kepada orang-orang yang saya sayangi. Saya juga tahu, bahwa teman-teman juga banyak yang merindukan rumah atau orangtua mereka. Tuhan Yesus, tolong dampingi saya saat saya merasa sendiri, tolong berikan damai dan sukacita agar saya dapat memulai hidup baru di lingkungan yang baru pula. Semoga, keberadaaan saya yang jauh dari rumah dan orangtua untuk menuntut ilmu bisa berguna.
Semoga, seiring waktu, saya dapat semakin lebih siap dalam menghadapi masalah dan lebih dewasa dalam mengatur hidup saya. Kalau saya bisa, mengapa Anda tidak. Perjuangan ini baru dimulai dan saya akan terus berjuang, hingga akhir perjalanan nanti. Dia, Tuhan yang sama akan juga menyertai Anda semua! Haleluya!