Hari yang Baru
Ini memang hari yang baru. Hari Minggu tepatnya di bulan Mei 2012 yang nampaknya akan menjadi bulan yang tidak terlupakan. Hari ini adalah hari yang baru bagi saya pribadi di Kota Bandung. Mengapa? Karena hari ini adalah hari pertama saya di tempat indekos yang baru. Dan bagi sebagian orang, tempat yang baru berarti kehidupan yang baru. Lanjutnya, kehidupan baru menawarkan sebuah kesenangan atau ‘excitement’ yang khusus bagi saya pribadi. Wah, senangnya memulai sesuatu yang baru.
Hari yang Baru di Indekos Baru
Hari ini adalah hari pertama saya di indekos baru. Ruangan yang jauh lebih besar (hampir dua kali) dengan indekos saya yang lama memberikan saya keleluasaan dalam berpikir dan belajar. Alangkah senangnya ketika saya juga dapat memainkan gitar yang sudah hampir dua tahun ini amat jarang saya mainkan. Alangkah senangnya ketika saya menyusun kembali barang-barang sesuai dengan keinginan saya. Wah, saya merasakan memperoleh banyak sekali inspirasi di tempat yang baru ini.
Tetapi ini bukanlah proses yang sebentar. Persiapan untuk pindah indekos memakan waktu hampir satu bulan penuh. Sejak awal April, saya sudah mulai mencari indekos baru dengan bertanya kepada beberapa teman. Dan sejak menjatuhkan pilihan kepada sebuah tempat di daerah Cisitu, saya harus mulai bersiap untuk pindahan. Orangtua adalah yang pertama saya hubungi, saya meminta mereka untuk datang pada 12 Mei dan membantu untuk pindah indekos, dan syukur kepada Tuhan Yesus, mereka menyediakan waktu bagi pindahan saya.
Sehari sebelum pindahan, saya sudah memindahkan semua buku ke indekos yang baru. Ini harus dilakukan supaya rak buku dapat dibawa dengan lebih mudah. Saya juga sudah menyapu dan mengepel lantai, membersihkan teralis dan kaca, juga membersihkan kamar mandi.
Keesokan harinya, papa, mama, kak Lita, dan Kak Ika sudah tiba di indekos saya pukul 11.00. Saya masih berada di sebuah studio musik saat itu untuk memimpin latihan bagi pelayan mimbar Paskah PMK ITB. Tiba pukul 11.30, sudah banyak barang yang masuk ke dalam mobil dan siap untuk dibawa. Singkat cerita, semua barang di indekos lama sudah dipindahkan ke tempat yang baru. Dengan bantuan papa, mama, kak Lita, dan kak Ika, semuanya berlangsung dengan lancar dan cepat. Hanya saja, semua buku dan pakaian masih ditaruh sekadarnya saja karena mama dan papa harus segera pulang.
Kami sempat makan bersama dengan sajian mie goreng dan capcay goreng yang menggugah selera di tengah kelelahan yang menderu. Setelah itu, kami mengadakan kebaktian. Sungguh sebuah kebahagiaan bagi saya pribadi dapat memulai kehidupan baru ini bersama-sama dengan keluarga saya di dalam sebuah kebaktian. Saya semakin merasakan kasih Tuhan yang begitu besar di dalam hidup saya kala melihat betapa mereka mengasihi saya, jauh lebih dari yang saya dapat bayangkan.
Pengalaman pindah indekos memberikan sebuah gambaran baru di dalam diri saya akan memulai sesuatu yang baru. ‘Memulai’ adalah sebuah kata yang mudah untuk diucapkan, tetapi pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan. ‘Memulai’ membutuhkan sebuah daya atau effort yang amat besar dibandingkan meneruskan atau mengakhiri. Tetapi syukur kepada Allah Tuhan kita, yang telah memberikan saya sebuah kesempatan untuk merasakan bagaimana memulai menjadi sesuatu yang menyenangkan, ketika saya dapat memulainya dengan orang-orang yang mengasihi saya. ‘Memulai’ juga menjadi sebuah hal yang sangat mengasyikkan ketika kita dapat ‘memulainya’ bersama dengan Tuhan.
Hari ini hari yang baru, saya menuliskan renungan ini di meja belajar yang baru di mana saya merasakan begitu besarnya kasih Allah bagi kehidupan saya. Amin.
Sumber Gambar : BlogSpot