Kebiasaan dari Tuhan Yesus
Inilah yang saya rasakan selama kurang lebih tinggal sendiri selama lima bulan di Bandung. Lima bulan yang panjang namun juga singkat, singkat karena tidak terasa sekarang saya sudah berada di ujung semester pertama kuliah saya. Hidup sendiri memberikan banyak masalah baru, dan semuanya itu harus saya hadapi sendiri. Sendiri, memang, karena tidak ada orang lain yang dapat saya suruh untuk meghadapinya.
Ada banyak kebiasaan yang harus saya hilangkan, seperti malas makan buah. Ya, hidup sendiri sekarang secara perlahan “memaksa” saya untuk berpikir keras menjaga kesehatan. Kalau dulu, berada di rumah, bersama orangtua, saya tidak terlalu memusingkan soal ini. Makanan selalu disediakan, mau makanan kecil ada di kulkas, mau buah, tinggal ambil. Namun, semuanya berubah. Saya membiasakan diri untuk membeli buah, seperti jeruk dan mangga, tomat, dan wortel. Lebih dari itu, saya juga harus menyiapkan itu sendiri.
Awalnya, semuanya sangat sulit untuk dilakukan, selalu muncul rasa malas. Tetapi secara perlahan, saya mulai terbiasa melakukan semuanya itu. Bahkan saya sudah mampu membuat sop buah, sehingga memudahkan saya kalau sedang sibuk belajar. Badan tetap sehat sampai sekarang, terbukti selama lima bulan ini, saya tidak pernah sakit. Dengan badan yang sehat, pikiran juga sehat, begitu pula dengan pergaulan. Saat saya menuliskan artikel ini saya begitu mengucap syukur akan semua yang telah diberikan Tuhan Yesus, mulai dari kesehatan, pergaulan yang baik, cara belajar yang tepat, dan lebih dari itu kebiasaan baik yang ada di dalam diri saya.
Kebiasaan itu muncul dari segala tindakan yang rutin kita lakukan. Oleh karena itu, biasakanlah melakukan tindakan baik secara rutin, maka kita akan memperoleh kebiasaan yang baik.