Kembali ke Rumah
Perjalanan panjang saat pulang ke rumah di Bekasi dari Bandung adalah suatu hal yang kini sering saya lakukan. Berkuliah di Institut Teknologi Bandung membuat saya harus terpisah dari orangtua dan hidup mandiri di lain kota. Perjalanan sepanjang lebih dari 130 kilometer ini selalu memberikan sensasi tersendiri ketika melakukannya. Di tengah-tengah rasa lelah setelah seharian beraktivitas, kembali pulang ke rumah menjadi sebuah oase yang tidak tergantikan. Saya dapat kembali bertemu dengan Papa dan Mama, begitu pula dengan saudara dan keluarga besar saya jika ada acara keluarga yang berlangsung di saat saya sedang berada di rumah.
Pulang Kembali ke Rumah
Perjalanan pulang kembali ke rumah diawali dengan menaiki angkutan umum Kalapa-Dago dari Simpang Dago. Perjalanan saya yang biasanya berlangsung pada malam hari amat jarang diwarnai dengan kemacetan. Di depan Restoran Gampoeng Aceh, Dago, saya turun dan menuju ke pool travel langganan saya, Baraya. Setelah membayar sejumlah uang sebagai ongkos travel, saya kemudian menunggu kedatangan mobil jenis elf yang akan membawa saya pulang ke Bekasi. Perjalanan pulang melalui tol Cipularang beberapa kali membuat saya cukup hafal dengan seluk-beluk jalan tol ini, tempat-tempat Rest Area, Exit Tol, maupun bangunan dan pemandangan yang ada di pinggir jalan tol. Kurang lebih dua jam perjalanan, saya telah tiba di pool akhir travel di Bekasi. Papa biasanya menjemput saya. Di rumah, mama sudah menyambut kedatangan saya. Mama dan Papa selalu menanyakan keadaan saya selama di Bandung, apalagi jika saya cukup lama tidak pulang. Rasanya amat menyenangkan ketika dapat pulang kembali ke rumah.
Kenangan Saat Kembali ke Rumah
Kenangan saat berjalan pulang membuat saya memikirkan perjalanan lain yang saya tempuh sekarang. Perjalanan kehidupan yang memiliki akhir yang pasti, Surga dan Kerajaan Allah. Tidak mudah, tetapi saya tahu bahwa di akhir perjalanan, ada ayah yang penuh perhatian dan rumah saya yang kekal. Saya ingin segera tiba di sana.
Saya dinantikan rumah kekal ini. Lampu menyala dan Bapa surgawi menanti saya. Saya yakin Dia akan bertanya, seperti yang biasa yang dikatakan orangtua saya, “Bagaimana perjalananmu?” “Sangat menyenangkan,” jawab saya. “Tetapi lebih menyenangkan ketika pulang ke Rumah.”
Sumber Gambar : BlogSpot