Perjalanan Pulang ke Rumah
Selama bersekolah dahulu, perjalanan pulang dari sekolah adalah perjalanan yang paling kami tunggu. Kegiatan sekolah dan perjalanan pulang yang berat membuat kami begitu ingin tiba di rumah. Menikmati suasana rumah yang sejuk di tengah-tengah udara siang yang panas atau hangat di tengah-tengah hujan deras yang turun adalah kebahagiaan yang mungkin kami begitu inginkan di tengah-tengah perjalanan. Rumah adalah tempat di mana saya dapat merasa aman dan nyaman. Rumah juga menawarkan damai sejahtera di tengah-tengah badai masalah yang saya hadapi di luar sana.
Seiring berjalannya waktu, sekarang saya tidak lagi tinggal bersama dengan orangtua. Perjalanan pulang ke rumah tidak lagi dilakukan setiap hari, melainkan dua bulan sekali. Perkuliahan di Bandung dan beberapa kegiatan pelayanan yang saya ambil membuat saya tidak memiliki cukup waktu reguler untuk pulang ke rumah. Untuk beberapa momen, seperti acara pernikahan, kematian, hari besar saja saya bisa kembali ke rumah. Perjalanan pulang ke rumah ditempuh biasanya dengan menggunakan bus atau travel, tergantung waktu kepulangan saya. Begitu pula dengan adik saya, yang harus pulang setahun sekali. Perkuliahan di negeri Jepang membuatnya hanya bisa kembali ke rumah sebulan sekali saat sedang liburan musim panas.
Perjalanan pulang bagi saya pribadi adalah waktu-waktu yang sangat indah. Mengapa indah? Karena sepanjang perjalanan itu saya dapat merenungkan sejenak segala hal yang telah saya lalui, pengalaman-pengalaman baik dan buruk, serta menyusun kembali kekuatan di masa depan. Waktu-waktu sendiri itu adalah waktu pribadi saya kepada Tuhan. Sungguh luar biasa ketika di perjalanan itu, saya belajar mendengar keinginan Tuhan dalam kehidupan saya secara khusus. Ia mengingatkan saya untuk melakukan hal ini dan itu di masa depan, sekaligus mengajarkan saya nilai-nilai baik dari seluruh pengalaman saya.
Sejujurnya, saat-saat perjalanan pulang itulah yang membuat saya semakin mengerti rencana Tuhan. Saya mengerti bahwa segala hal yang terjadi sesungguhnya adalah bagian dari rencana-Nya yang indah. Dan itu juga yang akan semakin menguatkan saya di masa depan nanti, karena saya tahu persis bahwa sesungguhnya segala hal yang nantinya akan terjadi sudah ada di tangan-Nya dan itu adalah bagian yang terbaik.
Perjalanan pulang ke rumah juga mengingatkan saya akan orang-orang yang mungkin tidak seberuntung saya. Saya selalu bertemu dengan pedagang asongan di terminal, penjual makanan dan minuman di atas bus, pengamen yang harus berhenti bernyanyi ketika bus akan masuk ke jalan Terusan Pasir Koja, bahkan para pedagang sayuran di Pasar Ciroyom. Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Tuhan untuk semua berkat dan pencapaian yang Ia berikan kepada saya. Begitu indah. Begitu mulia, sampai kadang saya bingung mengapa Ia begitu baik.
Perjalanan pulang ke rumah akan selalu saya ingat. Tiba di tiga perempat perjalanan perkuliahan saya di Bandung, memaparkan fakta bahwa masa-masa ini akan segera berlalu. Masih ada perjalanan panjang di depan yang menunggu, namun saya yakin sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Ia tahu yang terbaik dan Ia akan selalu memberikan yang terbaik bagi saya.