Pesan untuk 2014: Sudahkah yang Terbaik Kuberikan?
Gimana semester kemarin dek? “Ya begitulah kak,” “Masih kurang maksimal sih bang, tapi lumayan lah..” “Puji Tuhan, di luar dugaan loh bang, aku kira gak sampai segini,” adalah beberapa jawaban langsung yang saya terima ketika menanyakan soal perkuliahan semester kemarin kepada beberapa adik kelas. Ada yang bersemangat menjawabnya, ada yang tidak percaya, dan tentu ada yang malu-malu. Nilai-nilai sudah keluar, ada yang memperoleh nilai yang baik, namun juga ada yang memperoleh nilai yang pas-pasan bahkan harus mengulang. Semester yang lalu nyatanya sudah berlalu, dan tidak mungkin dapat kembali lagi. Kita menghadapi semester baru di depan kita: terlihat lebih berat dan mungkin kita mulai gontai dan ragu menjalaninya.
Mungkin ada perasaan sedih, kecewa, atau bangga. Juga ada penyesalan dan sukacita. Namun, semester kemarin sudah berlalu. Tidak mungkin kembali lagi ke belakang. Kita harus menatap ke depan. Menatap semester baru dengan langkah tegap dan berani. Langkah tegap menghadapi perkuliahan yang makin berat. Semester baru berarti materi yang baru dan semakin mendalam, yang menuntut kita untuk semakin giat belajar. Berani untuk mengatur waktu dengan lebih ketat dan memilah kegiatan yang diikuti. Bukankah sudah kewajiban kita untuk belajar sungguh-sungguh sebagai mahasiswa atau pelajari?
Semester kemarin adalah semester perdana bagi adik-adik 2014 maupun semester ke sekian buat angkatan atas. Semester ini kita harus memberikan yang terbaik sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan untuk kesempatan dapat berkuliah di salah satu kampus terbaik bangsa ini. Sebuah kesempatan langka, yang tidak dirasakan oleh semua anak muda di bangsa ini. Jaga terus semangat kita untuk belajar dan menuntut ilmu, khususnya buat yang sedang menyusun Tugas Akhir (TA) maupun adik-adik 2014 yang akan memilih jurusan selepas semester kedua ini.
Sudahkah yang Terbaik Kuberikan?
Saya teringat akan pertanyaan yang mama sering ucapkan saat saya berkuliah dulu, “Gimana belajarnya mang [Amang, panggilan mama kepada saya], baik-baik aja, kan?” Orangtua selalu mengharapkan anak-anaknya dapat belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Saat mengetahui anak-anaknya telah belajar dan memberikan yang terbaik, orangtua semakin termotivasi untuk terus bekerja dan membiayai kebutuhan anaknya. Lelah bekerja langsung hilang ketika mendengar anaknya yang mendapatkan nilai baik dalam ujian atau tugas.
Saya percaya ketika kita sudah memberikan yang terbaik—bagaimana pun hasilnya nanti kita akan selalu bersukacita—karena kita sudah berbuat maksimal. Tidak ada penyesalan dari sebuah kesungguhan hati dalam melakukan sesuatu sebaik mungkin. Masalahnya apakah kita yakin sudah memberikan yang terbaik? Apakah Tuhan sudah senang dengan semua hal dan pencapaian yang sudah kita lakukan? Dan apakah Tuhan ada di setiap usaha yang kita lakukan?
Ijinkan saya menutup pesan untuk adik-adik 2014 ini dengan ucapan: “Semester baru, semangat baru. Mari mengenal Kristus dan memberikan yang terbaik dalam setiap perkuliahan dan aktivitas kita.
Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku
Besar pengorbanan-Nya di Kalvari, diharap-Nya terbaik dariku
Berapa yang terhilang t’lah kucari dan kutemukan yang terbelenggu
Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku
Sumber gambar : BlogSpot
2 thoughts on “Pesan untuk 2014: Sudahkah yang Terbaik Kuberikan?”