PMK ITB yang Interdenominasi
Apa itu interdenominasi? Interdenominasi terdiri dari dua kata yaitu inter yang berarti antar atau lintas dan denominasi yaitu golongan atau kelompok tertentu, jadi interdenominasi secara harafiah berarti antar golongan atau lintas golongan. Disebutkan interdenominasi artinya tidak terikat pada satu golongan atau paham tertentu saja, melainkan terdiri dari beberapa golongan. Hal ini terjadi di persekutuan siswa/ mahasiswa yaitu anggotanya terdiri dari denominasi gereja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tak dapat dipungkiri interdenominasi menjadi salah satu ciri khas dari persekutuan siswa/ mahasiswa. Jika Anda tidak percaya selidikilah adakah sekolah atau kampus yang seluruh siswanya berasal dari satu gereja yang sama. Mungkin akan sangat sulit menemukannya.
Interdenominasi adalah “Kebesaran Allah di dalam keterbatasan manusia” (Johanes Leonardo)
Gerakan interdenominasi sering juga disebut gerakan oikumene, walaupun ada kelompok yang mempermasalahkan asal kata oikumene yang berarti menerima semua pengajaran termasuk pengajaran-pengajaran agama lain, namun sangat jelas yang dimaksudkan di sini bukanlah demikian. Oikumene berasal dari kata Yunani οἰκουμένη, yang berasal dari kata όικος yang berarti “rumah” dan μενήιν yang berarti “berdiam” atau “tinggal”. Oikumene berasal dari kata Yunani οἰκουμένη, yang berasal dari kata όικος yang berarti “rumah” dan μενήιν yang berarti “berdiam” atau “tinggal”. Di Yunani saat pemerintahan Alexander Agung, kata oikoumene merujuk kepada seluruh bagian bumi yang didiami oleh manusia. Sering kata ini digunakan untuk menyebut daerah-daerah yang didiami oleh orang-orang Yunani, sementara daerah yang didiami oleh bangsa-bangsa barbar tidak terhitung sebagai oikoumene. Dalam bahasa Yunani Koine di bawah Kekaisaran Romawi dan dalam Perjanjian Baru, kata oikoumene secara harafiah berarti dunia, namun juga biasanya yang dimaksudkan adalah dunia di bawah kekuasaan Roma. (sumber wikipedia)
Dari pengertian di atas memang kata oikumene bukanlah eksklusif milik orang-orang kristen saja, namun kita dapat mengadopsi nilai atau prisipnya yang terdapat di dalamnya yaitu suatu perkumpulan yang terdiri dari berbagai golongan (perbedaan tempat, suku, dan karakter, dan lainnya) namun terdapat dalam satu wadah. Oikumene yang dimaksud adalah persekutuan umat Tuhan yang saling menghormati walaupun terdiri dari berbagai latar belakang gereja yang berbeda, dalam pengertian ini dapat dilihat dengan jelas bahwa berbagai denominasi gereja diakui dan dihormati dalam segala kelebihan dan kekurangan yang masih dimilikinya.
Mari saya ajak untuk membuka Alkitab. Apa yang Yesus katakan mengenai hal ini.
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (Yohanes 17:20-21)
PMK ITB yang Interdenominasi
Nah, kita sekarang bergerak kepada PMK ITB yang interdenominasi. Perkataan Yesus, “…supaya mereka semua menjadi satu…” Menjadi satu, apa maknanya? Satu di dalam rohani? Atau satu dalam wujud atau satu dalam organisasi? Apakah menjadi satu dalam organisasi atau kelompok? Atau tetap menjadi diri sendiri tetapi satu dalam roh? Unity in uniform? Or unity in diversity? Kalaupun bisa, saya yakin akan sangat sulit untuk mempersatukan seluruh denominasi yang ada.
PMK ITB pun menyadari hal yang sama. Memang sudah selayaknyalah PMK ITB memegang semangat interdenominasi. Sesuai dengan judul tulisan ini, PMK ITB yang Interdenominasi. Maka semua orang, mahasiswa dari berbagai latar belakang bisa sama-sama berkumpul dan bersekutu. Tidak dapat saya bayangkan jika PMK ITB menjadi youth atau komisi remaja dari sebuah gereja, misal HKBP atau GII. Akan ada banyak mahasiswa yang memisahkan diri. “Kamu HKBP? Tuh gabung ke PMK.” “Saya bukan HKBP,” kamu aja. Lebih dari itu, mungkin kita butuh sepuluh atau lebih ruangan untuk mengadakan ibadah setiap Jumatnya. Kebayang sulitnya?
Kalau kita ngertinya sebagai perbedaan yang memecah belah, kita salah. Tapi kalau kita mengertinya sebagai keberagaman yang saling memperkaya, indah sekali. Ayat yang begitu indahnya, “…supaya mereka semua menjadi satu..” Tuhan Yesus aja ingin kita bersatu. Kalau kita semangatnya memang misah, lebih baik tidak perlu bergabung. Selama di kampus saya sempat melakukan observasi kecil pada mahasiswa kristen, “Ah, males ah ikutan PMK, kebaktiannya pakai-pakai tepuk tangan, lompat segala.” Lain lagi berseloroh, “Apaan kharismatik, itu mah protestan banget. Diem. Hening. “ Atau, “Ah, aku pisahin diri aja deh, males aku dateng.“
Nah, kita sebenernya milih siapa? Milih Yesus atau setan? Maaf saya bilang, karena Yesus saja ingin kita bersatu. Ini persekutuan kita. Di sini kita hadir dari berbagai keragaman dan latar belakang untuk saling membangun.
berlanjut ke PMK ITB Milik Kita Bersama
Sumber Gambar : km.itb.ac.id