RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Pre Event)
Tahun ini RSB mengangkat tema “Jadi Murid? Hayu Atuh…”, sebuah tema yang mengajak para siswa untuk mau menerima panggilan Yesus Kristus untuk menjadi murid-Nya. Frasa Hayu Atuh diangkat untuk mendekatkan diri kepada komunitas masyarakat Sunda yang memiliki peranan cukup besar di dalam Kota Bandung. Untuk menjadi murid Yesus memang tidak mudah. Pertama, kita harus menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Setelah itu, kita mengerti akan arti keselamatan yang Dia berikan dan apa yang harus kita lakukan untuk mengerjakan keselamatan itu. Ketiga, menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan melalui saat teduh, membaca Firman Tuhan, persekutuan, dan pemuridan.
Kisah RSB 2011 – Retreat Siswa Bandung
Menjadi murid juga berarti kita mau turut melayani dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini. Kita mau turut serta dalam karya besar Allah mulai dari lingkungan sekitar kita.Persiapan RSB 2011 ini dimulai di akhir Maret 2011. Saya pribadi diajak untuk bergabung menjadi panitia tanggal 30 Maret 2011 melalui sharing Tri Chandra Pamungkas melalui pesan singkat. Sontak waktu itu aku menyatakan bersedia dan siap menjadi panitia. Aku memutuskan bergabung menjadi panitia publikasi dan pendaftaran, di mana Kak Icha (Marissa Novita Hutabarat) sebagai ketua divisinya.
Berhubung adanya kesibukan kuliah di akhir April hingga Mei 2011, persiapan RSB 2011 agar diundur. Hanya sesekali seluruh panitia berkumpul untuk rapat dan berdoa bersama untuk persiapan RSB 2011. Persiapan terus mundur, apalagi sebagian besar panitia harus pulang ke Jakarta selama bulan Juni–termasuk saya sendiri. Sebagian besar persiapan hanya diprioritaskan kepada divisi acara RSB, yaitu untuk menyusun sasaran tiap-tiap sesi, materi yang ingin disampaikan, run-down acara, dan persiapan materi awal bagi para pembicara. Divisi lain, seperti Dakoda (Dana Usaha, Konsumsi, dan Akomodasi) mulai mencari tempat terbaik untuk RSB 2011, sekaligus mulai mencari dana melalui penjualan baju-baju bekas maupun jualan makanan ringan.
Mengenai Persiapan RSB 2011
Persiapan RSB 2011 baru berjalan total di minggu ketiga Juli 2011. Beberapa panitia sudah kembali ke Bandung karena harus mengikuti Ospek Jurusan (selanjutnya :osjur) atau sebagai panitia osjur. Persiapan dimulai dengan publikasi ke sekolah-sekolah target oleh segenap panitia. Hari itu, tanggal 20 Juli 2011, Chandra, Mada, dan saya pergi ke SMA 15 dan SMA 2 untuk publikasi. Di tanggal 22 Juli 2011, Kak Icha dan saya juga pergi ke SMA 1 untuk publikasi. Saya amat merasakan kesatuan di antara seluruh TPS hari-hari itu, masing-masing dari mereka memberikan waktu dan tenaganya untuk publikasi ke sekolah-sekolah di tengah kesibukan mereka.
Persiapan harus berhenti sementara karena adanya Rapat Kerja Perkantas Jawa Barat di Wisma Bethesda tanggal 23-24 Juli 2011. Di tengah-tengah raker, sering diadakan rapat kecil guna merampungkan persiapan RSB 2011. Sampai tanggal 24 Juli 2011, baru 5 siswa yang menyatakan diri untuk ikut. Malam itu, seluruh panitia berkumpul di rumah Kak Grace setelah raker. Meskipun badan dirasakan masih cukup lelah, kami bersama-sama menelepon adik-adik untuk menanyakan apakah dia bisa ikut RSB 2011. Hari itu kami berkumpul sampai pukul 22.00.
Hari berlalu dengan cepat ketika hari rabu, 26 Juli 2011 kami berkumpul di Lamping untuk membahas persiapan RSB 2011. Sejak semalam sebelumnya, kami semua sudah puasa untuk mendoakan kelangsungan ddan persiapan RSB 2011. Sore itu, kami berdoa bersama di Lamping dan dilanjutkan dengan makan bersama di The Cost Setiabudi. Wow, enak sekali rasanya makan bersama dengan teman-teman yang mengasihi Anda. Makan malam telah selesai dan dilanjutkan rapat ke Cipaku. Malam itu, kami menyempurnakan run-down acara, membuat teknis lapangan, dan juga mempersiapkan metode penjemputan siswa. Saya sendiri membatu Chandra mempersiapkan Buku Acara RSB. Malam itu, kami baru pulang jam 03.00. Saya, Kak Victor, Kak Ronald, dan Kak Ache pulang bersama dengan naik taksi. Kak Iren, Kak Icha, Kak Grace, dan Kak Adi pulang ke arah Cisitu dengan taksi lain.
Badan terasa amat lelah pagi itu. Saya baru tertidur pukul 03.30 dan memutuskan untuk tidak mengikuti MBC hari itu. Siang harinya, pukul 13.00, saya pergi menuju indekos Kak Dachi untuk melanjutkan pembuatan Buku Acara RSB karena ada beberapa kesalahan dalam designnya. Hari itu, kami semua kembali berkumpul di Cipaku untuk rapat koordinasi. Ada peneleponan massal bagi adik-adik yang belum memberikan jawaban. Saya dan Kak Dachi terus mulai mencetak Buku Acara RSB 2011. Ternyata ada gangguan yang terjadi pada proses pencetakan, tinta printer warna hitam tidak keluar maksimal. Hingga pukul 22.00, baru 17 Buku Acara yang selesai dicetak dari 60 buku target. Malam itu, Bang Filjordan datang membawa printernya, sebuah kabar baik bagi pencetakan buku acara.
Hari itu, saya pulang pukul 01.15, dengan dibonceng oleh Chandra hingga ke depan indekos. Chandra, Kak Dachi, dan Kak Novi tinggal di Cipaku untuk menyelesaikan pencetakan buku acara beserta covernya. Paginya, pukul 07.00, Kak Dachi memberi kabar bahwa pembuatan buku acara telah selesai semuanya. Grahmada dan Kak Iren juga sudah pergi ke Adulam dengan membawa barang-barang yang sudah dikumpulkan di Cipaku sejak semalam. Hari itu, saya menyelesaikan pembuatan flip-flop bersama dengan Edward dan juga mengikuti ibadah pelepasan Mentor PMK ITB sendirian. Selain itu, saya juga mengurus perijinan bagi saya, Chandra, Mada, Santa, dan Bram untuk tidak mengikuti mentoring hari pertama karena masih mengikuti RSB 2011.
Sore harinya, setelah ibadah pelepasan, saya bertemu dengan Chandra. Setelah sejenak pulang ke indekos untuk mencuci muka dan mengambil jaket, kami berdua menuju ke Lamping untuk mengambil spanduk RSB dan juga tali rapia. Dari sana kami langsung menuju Cipaku untuk rapat koordinasi terakhir sebelum RSB 2011. Hari itu, kami menyusun jadwal penjemputan beserta juga PJ masing-masing tempat penjemputan. Kak Adi menjadi penanggung jawab SMA 10, Kak Charin dan Santa di SMA 9, Kak Ache penanggung jawab di SMA 8. Kak Ronald bertanggung jawab di SMA 1 Lembang. Beberapa siswa yang lain langsung menuju ke ITB. Sampai dengan jumat malam, ada 41 siswa yang memastikan diri untuk ikut RSB 2011. Sungguh suatu anugerah Tuhan Yesus, ketika hari minggu, peserta RSB baru berjumlah 5 orang, dan sekarang telah bertambah 36 orang. Semakin banyak siswa yang diubahkan melalui RSB 2011 ini. Puji Tuhan!
Malam itu, saya pulang pukul 21.00 bersama dengan Kak Monita. Beberapa panitia masih melalukan sharing singkat untuk sesi Pendalaman Alkitab mengenai Saat Teduh di RSB nanti. Malam itu, saya langsung tertidur setelah tiba di indekos, menunggu RSB 2011 yang akan berlangsung esok hari.
Artikel selanjutnya:
1. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Pre Event)
2. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 1)
3. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 2)
4. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 3)
5. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Post Event)