RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… Day 2
Pagi hari sudah diawali dengan Saat Teduh bersama di tiap kamar. Sebagai pemimpin kamar, sungguh suatu anugerah tersendiri bagi saya pribadi dapat mengajak adik-adik saya untuk bersaat teduh bersama. Pukul 05.30 kami mulai bersaat teduh–yang hari itu berbicara soal manusia yang sungguh berharga di mata Allah. Saya sempat juga sharing soal pengalaman saya kepada Pesa Feliks, Calvin, dan Kevin–adik-adik yang tidur sekamar dengan saya. Saat teduh pagi itu amat indah ketika kebenaran Firman Tuhan dapat dinyatakan kepada semua siswa peserta RSB 2011.Pukul 06.30, slot waktu untuk saat teduh telah berakhir. Doa syafaat yang saya pimpin mengakhiri saat teduh bersama kamar yang saya lakukan. Selanjutnya, para peserta dipersilakan untuk mandi dan makan pagi sebelum sesi 3 dimulai, yaitu ibadah minggu.
Pagi itu, Kak Novy bertindak sebagai MC, Chandra, Bang Syafril, dan Bang Marihot sebagai pemain alat musik. Khotbah dalam ibadah minggu ini dibawakan oleh Pendeta Chandra Gunawan. Dalam khotbahnya, Pendeta Chandra Gunawan kembali menegaskan posisi Kristus setelah kita percaya kepadanya. Menerima Kristus bukan berarti menerima keselamatan-Nya saja, namun juga menerima ajakan-Nya untuk menjadi murid sekaligus menjadikan Kristus sebagai prioritas dalam hidup kita. Kristus harus berada di atas segala hal yang kita lakukan. Kristus adalah motivasi utama kita melakukan sesuatu. Kita bersekolah, kita belajar adalah demi Kristus. Kristus menjadi Tuhan atas hidup kita. Pendeta Chandra Gunawan juga menegaskan kembali akan pentingnya persekutuan bersama orang-orang seiman untuk dapat tumbuh di dalam Kristus.Acara dilanjutkan dengan outbound. Setelah dibagi menjadi empat tim. Seluruh peserta dan beberapa panitia berkumpul di pekarangan depan Wisma Adulam. Diawali dengan lagu “Bila Kau Senang” disertai dengan gerakan yang semakin mengakrabkan para peserta. Ada juga pembuatan dan penampilan yel-yel di tiap kelompok. Satu persatu kelompok kemudian meneruskan perjalanan ke pos-pos yang sudah disediakan. Di pos 1, ada permainan kerjasama tim untuk memasukkan paku yang terikat dengan tali dan terhubungan dengan perut masing-masing peserta. Seluruh peserta dalam kelompok harus kompak dan mau disuruh oleh pemimpin supaya paj=ku dapat masuk ke dalam botol yang berada di tengah-tengah permainan. Sulitnya, para peserta harus melakukannya di tengah-tengah lumpur yang cukup dalam. Saya sendiri tidak ikut bermain karena harus mendokumentasikan foto-foto para peserta.Pos kedua berada di tengah-tengah sungai. Inti permainan ini adalah kerjasama supaya air yang berasal dari orang paling depan dapat sampai ke orang yang paling belakang. Diperlukan kerjasama antar anggota kelompok supaya air tidak tumpah. Kesulitan permainan ini adalah peserta harus saling memberikan air melalui atas kepala lalu ke orang di belakangnya, Tidak jarang para peserta tersiram air dan menjadi basah karena kurang kompak dengan teman di depannya. Di luar semuanya itu, tersirat wajah-wajah kebahagiaan dari mereka ketika melaksanakan permainan ini meski badan harus basah kuyup karenanya.Pos ketiga adalah mengoper bola pingpong dengan selang. Setiap peserta dipersilakan untuk mengoper bola pingpong yang disedot dengan selang kepada kawan yang berada di belakangnya. Bola ping[on gitu harus diterima dengan selang yang disedot dengna mulut juga. Permainan berlangsung seru karena banyak bola pingpong yang terjatuh dan menimbulkan banyak kelucuan dan gelak tawa.
Pos keempat sekaligus pos terakhir adalah balok bernyanyi. Tiap kelompok diberikan beberapa balok. Setiap anggota tubuh peserta–kecuali kaki–dalam kelompok harus berada di atas balok tersebut, Ketika keadaan itu tercapai, mereka harus menyanyikan lagu “Saya Mau Ikut Yesus” bersama-sama. Keakraban terjalin begitu erat ketika mereka bekerja sama supaya semua dapat berdiri di atas balok dan menyanyikan lagu dengan baik.
Outbound memang telah usai, namun sesungguhnya begitu banyak nilai yang kami peroleh melalui outbound tersebut. Mulai dari kerja sama kelompok dan perjalanan yang menuntut kesatuan dalam tiap kelompok agar tiap peserta selamat. Acara RSB 2011 dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang. Sungguh amat menyenangkan melihat muka-muka yang lelah namun penuh keceriaan setelah outbound diadakan. Rasanya slot waktu empat jam kurang dukup bagi kami untuk bersama-sama bermain. Tetapi apa daya, waktu yang membatasi acara outbound.
Pukul 15.30, diadakan Pendalaman Alkitab (PA), yang dipimpin oleh beberapa orang panitia senior. PA kali ini membahas mengenai pentingnya Saat Teduh. Relasi dengan Tuhan harus terus dilakukan untuk memastikan kita dapat terus tumbuh dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Allah rindu anak-anak-Nya tetap menjaga hubungan yang baik kepada-Nya. Yesus sendiri telah menjadi teladan bagi manusia untuk bersaat teduh meskipun kelelahan menyergap. Yesus tekun bersaat teduh. Yesus selalu ingin menjaga hubungan baiknya dengan Allah Bapa-Nya. Sharing pengalaman dengan adik-adik terasa begitu menarik apalagi kehadiran Bram dan Kak Dachi yang kadang kala membawa kami kepada tawa canda. Tawa canda ini juga yang membuat PA di kelompok kami berlangsung lancar dan begitu dekat.
Pukul 17.30, para peserta dipersilakan untuk makan malam. Sesi keempat mengenal Love, Dating, dan Relationship (LDR) dimulai pul 18.30. Kak Ache bertindak sebagai MC, Chandra, Bang Syafril, dan bang Marihot menjadi pemain musik. Acara berlangsung seru. Peserta laki-laki berada di lantai dua, sedang peserta perempuan di bawah. Diskusi berlangsung seru, dan para peserta sudah dibukakan soal pasangan hidup dan dosa-dosa yang rentan sekali terjadi diantara para siswa. Penundaan pacaran akan memberikan banyak keuntungan kepada para remaja karena dapat lebih fokus dalam belajar.
Sesi terakhir malam itu–mengenai training perisai ilmu–membaca dan menulis diadakan pukul 20.30. Kak Grace menjadi MC, Bram, Mada, dan Bang Marihot menjadi pemain musik. Pujian berlangsung cepat, supaya pelatihan dapat dimulai. Pelatihan menulis dipimpin oleh Bang Efraim di aula bawah. Pelatihan membaca dipimpin oleh Bang Jimmy di aula atas. Pelatihan tidak berlangsung baik karena para peserta terlihat sudah amat kelelahan, begitu juga dengan para panitia. Setelah sesi pelatihan membaca dan menulis, para peserta dipersilakan tidur. Kami, segenap panitia, mengadakan rapat evaluasi harian serta briefing untuk esok hari. Banyak kesalahan yang terjadi di hari ini, namun secara umum, seluruh sesi dapat berjalan dengan baik. Sesi terakhir mendapatkan perhatian khusus karena peserta tidak dapat berkonsentrasi mengikutinya karena sudah kelelahan. Panitia juga beristirahat menjelang hari terakhir RSB 2011 esok hari.
Artikel selanjutnya:
1. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Pre Event)
2. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 1)
3. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 2)
4. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 3)
5. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Post Event)