RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… Day 3
Hari ketiga ini, saya sudah mandi pukul 04.45, karena setelah Saat Teduh saya harus pulang ke Bandung dan mengikuti perwalian. Setelah memimpin saat teduh kamar mengenai Ayub dan berdoa syafaat bersama, saya segera makan pagi bersama dengan Chandra. Pukul 07.00 saya bersama Chandra pulang ke Bandung dengan naik motor. Pagi itu, Chandra membawa motor dengan mengebut. Ini dilakukan supaya saya tidak terlambat untuk perwalian. Setelah turun di Cipaku, saya melanjutkan perjalanan ke ITB dengan angkot Caheum-Ledeng.
Ternyata ada masalah yang terjadi di Wisma Adulam. Laptop saya harus menjalankan program restore dan membuat program EasyWorship hilang. Saya tidak tahu mengapa hal itu terjadi. Untung saja, Kak Grace, Kak Ache, dan Kak Dachi bisa meng-handle semuanya. Mereka menggunakan Powerpoint untuk menampilkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan.Pukul 10.00, saya sudah selesai perwalian. Kak Icha dan Chandra tiba di pintu belakang ITB pukul 10.30. Setelah itu, saya sempat mengantar Chandra untuk perwalian. Ia terlihat amat lelah siang itu. Setelah menunggu cukup lama, Kak Irene dan Kak Ramanda tiba di pintu belakang ITB pukul 11.30. Bersama Kak Ramanda, saya kembali ke Wisma Adulam melalui jalur Dago Giri.Saya tiba pukul 12.30 saat sedang berlangsung sesi sharing per sekolah mengenai persekutuan, kekurangan dan kelebihannya, dan rencana atau komitmen yang akan mereka lakukan di hari-hari ke depan. Sharing tiap sekolah ini dilanjutkan dengan sharing seluruh peserta mengenai persekutuan di sekolah mereka. Acara sesi ini berakhir pukul 13.00 dan dilanjutkan dengan makan siang dan acara beres-beres barang.Di sesi sebelumnya, Kak Aga Nita kembali mengingatkan akan pentingnya persekutuan. Persekutuan dengan orang-orang seiman membuat kita dapat bertumbuh di dalam kebenaran Firman Tuhan. Persekutuan adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk membuat orang percaya dapat bertumbuh dan berakar. Orang percaya dapat lebih kuat dan lebih diteguhkan melalui setiap persekutuan yang mereka ikuti.
Sebagai orang yang sudah percaya kepada Kristus, setiap orang diajak untuk mau melayani atau turut serta dalam pelayanan Tuhan di dalam setiap aspek yang Tuhan sediakan. Pelayanan menjadi tanda keikutsertaaan kita di dalam karya keselamatan yang Tuhan janjikan di dunia ini. Melayani atas dasar ucapan syukur kita akan semua anugerah dan berkat yang sudah kita terima, khususnya ucapan terima kasih untuk keselamatan yang telah kita peroleh, menjadi keluarga Kristus.
Sesi penutup diadakan pukul 14.15, Kak Victor menjadi MC, Chandra, Diego, dan Bang Marihot menjadi pemain musik. Acara penutupan ini berlangsung cukup cepat, setelah beberapa pujian, ada review RSB 2011 yang dipimpin oleh Kak VIctor sendiri sambil diiringi lagu nan sendu “Kupersembahkan Hidupku”. Review RSB 2011 ini secara keseluruhan membawa kami kepada hari-hari sebelumnya, kepada sesi-sesi sebelumnya yang diharapkan membuat kami kembali mengingat seluruh rangkaian RSB 2011 ini. Kami semua dapat mengaplikasikan semua materi yang telah kami dapat di dalam kehidupan kami selanjutnya.
Review selesai dan dilanjutkan dengan pengumuman pemenang outbound, yaitu kelompok Roma. Setelah menunjukkan yel-yel mereka, hadiah diserahkan sebagai penghargaan atas kemenangan mereka. Ada juga persembahan pujian yang dibawakan oleh SMA 10 Bandung sekaligus undangan retreat di akhir Agustus nanti. Setelah itu, diadakan pemutaran kembali foto-foto selama RSB, ada banyak tawa yang muncul ketika kembali mengingat sesi-sesi sebelumnya. Prosesi penutupan RSB 2011 diadakan dengan mengambil kembali topi yang telah disematkan pada dua orang siswa. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kak Ache, doa untuk menutup segenap acara RSB 2011.
Setelah itu, peserta dipersilakan untuk berfoto bersama dan bersiap-siap untuk kepulangan. Kami, para panita, mulai bekerja untuk merapikan seluruh peralatan yang dipakai di Wisma Adulam. Foto bersama telah dilakukan dan satu persatu angkot meninggalkan Wisma Adulam menuju ke SMA 10 dan ke ITB. Saya sendiri, bersama Bram, Kak Ronald, dan Kak Victor naik angkot terakhir yang membawa barang-barang menuju ke Cipaku. Sejenak ketika menutup pintu mobil saya kembali teringat di hari Sabtu ketika saya baru tiba di Wisma Adulam, dan kini saya sudah dalam perjalanan untuk kembali ke Bandung, kembali ke kehidupan saya semula. Saya telah menjadi berbeda melalui retreat ini dan saya harapkan perubahan itu juga berlangsung di dalam kehidupan adik-adik peserta RSB 2011.
Artikel selanjutnya:
1. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Pre Event)
2. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 1)
3. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 2)
4. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Day 3)
5. RSB 2011 Jadi Murid? Hayu Atuh… (Post Event)