Sehari Bersama Sahabat
Sepanjang satu hari kemarin saya berjalan bersama dengan Cavin dan Tio. Mereka adalah salah dua dari sahabat saya di kampus ini. Hari itu, kami mempunyai tujuan yang sama mencari kado buat orang-orang yang berulang tahun sepanjang liburan. Ya, kali ini saya ingin bercerita tentang sahabat-sahabat saya. Sehari bersama sahabat.
Sehari Bersama Sahabat
Janji yang sudah dibuat sejak malam sebelumnya menyatukan kami di sekretariat PMK ITB pada pukul 11 siang. Sekitar pukul 11.30, kami bertiga memulai perjalanan menuju ke Bandung Electronic Center (BEC). Rencananya, kami akan mencari kado berupa gelas dengan foto di sekeliling sisinya bagi Yosua, teman kami yang berulang tahun pada 15 Juli lalu. Setelah berkeliling dan bertanya kepada satpam, akhirnya toko yang dimaksudkan ketemu juga. Karena penjaga tokonya sedang beristirahat, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil laptop dan mengopi gambar yang akan digunakan dalam desain. Cavin juga sempat membeli sebuah flash-disk yang baru.
Pukul 13.00, saya mulai mendesain tampilan dari sisi gelas. Dengan bantuan dari pemilik usaha yang ramah, tidak perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan desain gelas dengan foto dan ucapan dari ayat Alkitab. Harga yang lumayan terjangkau bagi kami membuat kami semakin yakin menjadikan gelas ini sebagai hadiah. Dan pada akhirnya, Cavin juga memesan hadiah berupa gelas yang akan diberikan kepada bang Rivandy. Sekitar pukul 14.00, semua desain sudah jadi dan tinggal dicetak pada sisi gelas saja. Sekitar pukul 15.00 nanti, kami disuruh untuk mengambil gelas tersebut.
Sambil menunggu gelas tersebut jadi, kami menuju ke Bandung Indah Plaza untuk mencari kado bagi Corel dan Maria. Kebetulan, hari itu Maria berulang tahun dan kami telah sepakat untuk merayakan ulang tahunnya bersama nanti sore. Hadiah ulang tahun berupa boneka adalah keputusan kami bertiga bagi Corel dan juga Maria. Berkeliling hampir satu jam dan melihat begitu banyak boneka, akhirnya sebuah boneka monyet kecil menjadi kado bagi Maria. Kami bertiga mangakui sungguh sulit memilih boneka sebagai hadiah. Hadiah boneka untuk Corel akan kami cari setelah merayakan ulang tahun Maria, berhubung Tio harus bertemu dengan seseorang di kampus.
Setelah boneka monyet tersebut dibungkus, kami bergegas kembali ke BEC. Cavin dan Tio kemudian langsung menuju ke parkiran mobil, sedang saya mengambil gelas-gelas di toko. Di pintu gerbang keluar kami bertemu bersama dan langsung menuju ke kampus. Sambil menunggu Tio berbincang-bincang, Cavin, Solya, dan saya rapat untuk mempersiapkan dan membuat rundown untuk Jumatan pertama nanti. Solya juga nanti akan merayakan ulang tahun Maria bersama-sama.
Pukul 16.30, semua urusan telah beres. Kami berempat kemudian menuju ke Borma Dago untuk membeli kue ulang tahun dan lilin. Senda gurau mewarnai perjalanan kami sore itu. Ada kisah Solya yang sudah tiba di indekos kemudian harus kembali lagi ke kampus. Ada juga kisah kesulitan kami bertiga memilih boneka sebagai hadiah. Malam nanti, Solya akan membantu kami untuk memilih boneka sebagai hadiah Corel. Wah, sungguh senangnya. Terlintas dalam pikiran saya, kami tidak akan kesulitan memilih boneka seperti siang tadi.
Sehari Bersama Sahabat : Merayakan Ultah
Setelah memperoleh kue dan lilin, kami langsung menuju ke indekos Maria yang tidak begitu jauh dari Borma. Di sana, Nirmala, Diana, Debby, dan Natania juga ikut serta di dalam perayaan ini. Setelah skenario Maria ditinggal sendirian di indekos, kami semua mengejutkan dia dengan nyanyian “Happy Birthday” dan kue ulang tahun dengan lilin berbentuk angka 19 yang menyala. Maria terlihat begitu senang. Prosesi tiup lilin dan make a wish dilakukan dan ditutup dengan doa yang saya pimpin. Kami bersama-sama mendoakan segala cita-cita Maria di tahun ini, juga keluarga dan kehidupannya yang akan datang. Sebentar menikmati kue ulang tahun itu bersama, kami berempat langsung bergegas pulang.
Jam waktu itu sudah menunjukkan pukul 18.30 ketika kami meninggalkan indekos Maria. Kami kemudian menuju ke indekos Tio di daerah Titiran Dalam. Di sana kami juga sempat bermain dengan Adit, seorang anak kecil ibu penjaga indekos Tio. Saya dan Cavin bergantian menggendong Adit yang kelihatan begitu senang melihat kedatangan kami. Solya juga sempat menggendongnya sebentar. Begitu urusan Tio selesai, kami langsung menuju ke Ciwalk untuk membeli boneka. Sempat berkeliling di beberapa tempat, akhirnya perjalanan berakhir di Sasuka. Ada boneka babi merah muda yang menarik perhatian kami. Boneka itu pula yang akhirnya kami putuskan sebagai hadiah. Sambil menunggu boneka itu dibungkus, kami juga sempat berkeliling di Ciwalk sambil bersenda gurau.
Jam 21.30, boneka itu telah selesai dibungkus dan menjadi kado yang baik dan indah. Sekembalinya dari Ciwalk dan melakukan banyak hal sepanjang hari ini, kami menutupnya dengan makan bersama di daerah Pelesiran. Sepanjang hari berpuasa dan hanya memakan gorengan membuat Cavin, Tio, dan saya makan dengan lahapnya. Sambil makan, kami juga sempat membahas kembali perjalanan satu hari ini. Empat buah kado dapat dibeli dan semuanya sesuai dengan keinginan kami. Pukul 22.30 kami berpisah di gerbang belakang ITB. Saya dan Cavin akan kembali ke Cisitu dengan menggunakan motor, sementara Solya akan diantar ke Ciumbuleuit oleh Tio sebelum kembali ke indekosnya.
Tiba di indekos pukul 23.00, saya sempat menuliskan kejadian hari ini di buku harian. Tulisan di buku harian itu juga yang mengilhami saya menuliskan artikel ini. Hari ini saya merasa begitu bersyukur kepada Tuhan Yesus. Ia begitu mengasihi saya, kasih-Nya yang begitu besar diberikan melalui kebersamaan dengan sahabat-sahabat saya hari ini. Sehari bersama sahabat yang tidak terlupakan.