Selamat Wisuda, Sion!
Kalau ada kesempatan untuk mengucapkan terima kasih untuk orang-orang yang berjasa bagi keberadaan website ini, maka saya akan menujukan ucapan itu kepada salah seorang teman dan sahabat saya, Sion Elisabeth. Ada begitu banyak tulisan yang berasal dari perenungan saya setelah bertemu dan berbincang dengannya. Juga tulisan-tulisan yang saya tujukan untuk menyemangati dia dalam masalah-masalah yang dia hadapi. Salah satunya adalah tulisan ini. Ya, tulisan–Selamat Wisuda, Sion!–ini saya tujukan untuk dia. Untuk mengenang kebaikan Tuhan yang saya rasakan di dalam perjuangan Sion mengerjakan tugas akhir dua tahun terakhir ini.
Selamat atas wisudanya ya, Sion! Tugas akhir yang sudah dikerjakan lebih dari dua tahun kini sudah berakhir. Masalah dan pergumulan yang datang dapat kamu lalui dengan amat baik bersama dengan Tuhan Yesus. Kini hadiahnya sudah kamu terima! Sebuah gelar akademik yang menuntaskan perkuliahan sarjana di kampus ini.
Kurang lebih satu bulan yang lalu, saya menuliskan kisah mengenai lagu Walau Ku Tak Dapat Melihat di website ini. Lagu yang saya kirimkan kepada Sion untuk menyemangatinya dalam mengerjakan Tugas Akhir. Sudah berulang kali melakukan percobaan namun hasilnya selalu jauh dari harapan. Data juga begitu sulit diperoleh karena banyak sekali gangguan. Putus asa dan ingin menyerah sudah datang menyergap. Lirik lagu sebenarnya adalah bentuk doa saya kepada dia, agar dia selalu berserah dan mampu melihat rencana Tuhan. Kesulitan dan tantangan, juga masalah yang dia hadapi dalam menyelesaikan Tugas Akhir adalah cara Tuhan supaya kita tetap berserah dan memandang kepada-Nya terus.
Aku percaya, suatu hari nanti, semuanya akan berakhir indah. Segala perjuanganmu selama ini akan menghasilkan sesuatu yang baik, meski kini awan masih terlihat kelam.
Selamat Wisuda, Sion!
Keyakinan saya terbukti. Dan pada tanggal 17 September 2015 kemarin, saya memperoleh kabar tentang kelulusan Sion melalui sebuah grup di media sosial. Tepat satu bulan setelah saya menulis mengenai lagu Walau Ku Tak Dapat Melihat untuk menyemangatinya. Memang, dua hari sebelumnya, Sion memberitahu jadwal sidangnya dan memohon doa untuk sidang yang akan dihadapinya. Dan selepas sidang, ia juga mengabari saya perihal dosen-dosen penguji terlihat tidak begitu yakin atas penjelasannya. Namun, siang keesokan harinya, namanya diumumkan sebagai salah seorang wisudawan Farmasi Oktober nanti. Meskipun harus mundur setahun lebih dari masa normal wisuda di ITB di tahun 2014 kemarin, Tuhan sudah memberikan hadiah yang terbaik sahabat saya ini.
Terima kasih Tuhan untuk segala kebaikan dan penyertaanmu. Terima kasih Tuhan yang telah memelihara dan menghibur dia bahkan di saat-saat yang paling kelam dalam hidupnya. Kini perjalanannya di kampus ini sudah sampai di ujungnya. Doa saya agar Sion dapat terus mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Tuhan Yesus yang menyertai dia dalam segala pergumulan dalam pengerjaan tugas akhirnya, adalah Tuhan Yesus yang sama yang akan menyertai dia dalam segala langkah hidupnya kelak. Ia juga Tuhan Yesus yang akan selalu menyertai kita semua di dalam masa-masa yang paling sulit sekalipun.
Selamat wisuda Sion Elisabeth!