Tuhanku, Bila Hati Kawanku
Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku, dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah, pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
Dan hari ini aku bersembah serta padaMu, Bapa, berserah, berikan daku kasihMu mesra. Amin, Amin.
Lagu ini dinyanyikan dalam Pesta Huria HKBP Bandung Riau-Martadinata pada 25 Agustus kemarin. Lagu yang sederhana namun maknanya sangat mendalam. Lagu yang dinyanyikan secara lembut dalam prosesi pengampunan dosa ini benar-benar menyentuh hati saya.
Sebagai manusia biasa, saya tidak dapat memungkiri begitu banyak kesalahan yang saya lakukan kepada orang-orang di sekitar saya. Kepada orangtua, kepada teman dan sahabat, kepada keluarga besar dan saudara-saudara saya. Juga kepada Tuhan Yesus. Ah, begitu banyak dosa yang saya lakukan.
Segala dosa dan kesalahan itu amat pantas membawa saya kepada neraka. Tidak akan mungkin kebaikan saya mampu untuk menggantikan semuanya. Satu hal yang pasti: masa depan saya pastilah suram dan berakhir di tempat yang bernama neraka.
Namun, Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini. Ia datang kepada Anda dan juga saya. Ia datang dan menggantikan semua dosa dan kesalahan saya. Akhir hidup saya yang kelam di awal kini telah digantikan dengan sukacita akan kehidupan kekal yang Ia janjikan bersama-Nya. Saya amat beryukur akan hal itu.
Jadi, di pagi itu, meskipun badan saya masih lelah karena perjalanan pulang dari Bali di hari sebelumnya, saya kembali merasakan kasih Tuhan melalui senandung lagu lembut. Lagu yang dinyanyikan setengah suara dalam bahasa batak.
Tuhan jotjot do marsak donganhi ala na sala pambahenanhi. Hatangku, langka nang parulanhi, jora ma au
Panghulinghi pe tupa so une, mambaen jut roha ni donganhu pe. Pingkiran, hata na hurang ture, jora ma au