Tutor Fisika
Setahun lebih berlalu sejak saya pertama kali menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung. Ada banyak pengalaman yang sudah saya alami. Mulai dari tinggal sendiri di indekos, belajar, turut serta di dalam pelayanan, menuliskan artikel, tertawa dan bermain bersama dengan teman. Hal-hal tersebut sepertinya melengkapi kehidupan yang sebelumnya saya miliki dahulu. Membuat saya semakin mantap melangkah, karena ada banyak pengalaman yang dapat dijadikan pertimbangan.Hari ini, ada pengalaman baru yang saya dapatkan. Pengalaman menjadi tutor fisika. Ini adalah bentuk pelayanan dari Divisi Misi PMK-ITB kepada mahasiswa-mahasiswi Kristen yang sedang menjalani Tahap Persiapan Bersama (TPB).
Menjadi Tutor Fisika
Saya menawarkan diri untuk menjadi tutor fisika, bidang yang selama ini cukup bisa saya kuasai.Tepat pukul 18.15, setelah makan bersama dengan Kharisma, Chandra, dan Edward, kami bersama-sama menuju ke perpustakaan. Sudah banyak mahasiswa tingkat satu yang berkumpul, lengkap dengan segala bentuk buku soal dan alat tulis untuk persiapan ujian. Saya pribadi tidak mempersiapkan apapun saat itu, hanya ada beberapa contoh soal dalam bntuk soft-copy yang saya miliki di dalam laptop. Itulah yang menjadi acuan saya dalam menjelaskan beberapa materi.
Metode yang digunakan di dalam tutor ini adalah dengan mengerjakan soal masing-masing. Jika menemui kesulitan, bisa bertanya kepada tutor yang cukup banyak hadir saat itu. Soal-soal yang dibahas ternyata adalah soal-soal yang keluar pada tahun kemarin. Soal yang tidak begitu asing bagi saya, sehingga saya tetap mampu menjelaskan alur dan maksud dari pengerjaan soal tersebut. Kami–para tutor–juga saling membantu dalam menjelaskan materi.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, jam sudah menunjukkan pukul 20.00, saya dan teman-teman akhirnya memutuskan untuk pulang karena esok hari ada kuliah pagi dan masih harus mempersiapkan ujian tengah semester di akhir minggu. Karena perpustakaan tutup pada pukul 20.30, maka semua kegiatan harus berakhir. Kegiatan tutor hari itu ditutup dengan doa bersama untuk kesuksesan para mahasiswa mengerjakan soal-soal UTS.
Pengalaman menjadi tutor cukup membekas di dalam hati saya. Menjadi tutor ternyata tidak mudah. Saya harus mampu menjelaskan materi denagn cara tepat dan bahasa yang mudah dimengerti. Ada juga orang yang mudah/cepat menangkap penjelasan, namun juga ada yang agak sulit, yang secara tidak langsung melatih kesabaran saya dalam mengajar. Menjadi tutor juga memberikan tambahan semangat lagi di dalam diri saya. Saya merasakan diri saya masih berguna bagi orang lain. Dan saya berharap masih banyak yang saya masih dapat lakukan di masa-masa yang akan datang. Ya, begitulah pengalaman saya dalam menjadi guru/tutor fisika, yang kini membuat saya semakin menghargai pekerjaan mulia yang kerap dilupakan–menjadi pengajar.