Yesus mati di salib menebus dosa kita

Ada Catatan dari Kalvari yang Menggores Hati Kita–Ia adalah Hakim Agung, namun sekarang membiarkan diri-Nya diadili oleh segerombolan penjahat berjubah imam. Eksekusi dijalankan, suara cambuk di tengah-tengah rintihan, pukulan, perlakuan kasar, dan gelak tawa para tentara Romawi menambah kengerian itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang sebenarnya mereka eksekusi.

Yang Mahakuasa seolah tak berdaya. Mulut Pencipta alam semesta sekarang menjadi kelu. Tangan yang pernah membentuk manusia sekarang dibiarkan terpaku di atas kayu salib yang kasar. Darah mengering di wajah-Nya. Kepala-Nya penuh darah, begitu perih terkena mahkota duri. Tombak yang tajam menusuk lambung Sang Pemberi kehidupan. Ia adalah pencipta namun mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkan manusia yang berdosa.

Jumat Agung bukanlah jumat yang biasa. Sang Mesias menyerahkan diri sebagai korban penebus dosa manusia. Peristiwa Jumat Agung membuat Allah menjadi dekat dengan manusia. Bukan lagi Allah yang sulit dijangkau, melainkan sebaliknya Allah yang bisa dihampiri setiap saat. Dosa diampuni, hubungan yang rusak dipulihkan, memberikan harapan kepada yang tidak berpengharapan. Yang mati dihidupkan kembali. Itulah alasan mengapa Yesus mau menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib. Kasih-Nya kepada manusia begitu besar. Ia tidak mau melihat manusia mati akibat dosa dan hukuman. Ia mau supaya manusia bebas dari hukuman dan beroleh kehidupan yang baru dan kekal bersama-Nya.

Jadikan Paskah tahun ini menjadi makna yang mengubah hidup, yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ada catatan dari Kalvari yang menggores hati kita.

Recommended for you