Allah Mau Membatasi Diri
Natal erat sekali hubungannya dengan membatasi diri. Membatasi diri? Ya, Allah yang kekal dan tidak terbatas, mau menjadi manusia yang serba terbatas dalam segala hal. Manusia yang bisa merasakan lapar dan haus. Manusia yang bisa merasakan kasihan dan kesal terhadap orang lain. Manusia yang bisa merasakan penderitaan dan kesakitan. Ya, itulah yang diperbuat Allah. Dia rela meninggalkan semua kemegahan-Nya. Allah mau membatasi diri, menjadi serupa dengan manusia.
Sesungguhnya melalui Yesuslah, Tuhan Allah juga membatasi diri-Nya untuk dikenal oleh manusia. Manusia kini bisa mengenali kebaikan dan kemurahan hati, anugerah dan berkat Allah lewat apa yang telah diperbuat Yesus, selama masa karya penyelamatan dan penebusan manusia. Kalau tidak, manusia yang terbatas mungkin akan sulit bahkan mustahil mengenal Allah yang sungguh besar dan tidak terbatas. Allah menjadikan semuanya mungkin, manusia menjadi bisa mengenal dan meraskan kasih Allah. Manusia bisa membangun hubungan yang baik dengan Allah. Tambah lagi, Allah memberikan Alkitab kepada kita. Alkitab bisa membantu kita mengingat akan semua perintah dan kehendak Allah yang dinyatakan kepada manusia.
Jadi apakah respon kita terhadap kasih Allah. Mengucap syukur haruslah dilakukan setiap hari, lewat doa dan ucapan syukur yang dinyatakan setiap saat. Selain itu, ada baiknya kita membatasi diri kita. Membatasi diri? Membatasi diri dari segala tindakan yang diluar kehendak dan rencana Allah. Membatasi diri dari perbuatan yang bisa menyakiti sesama. Membatasi diri dari semua perbuatan yang merugikan orang lain. Membatasi diri dari setiap tindakan sombong dan memegahkan diri. Ya, membatasi diri itu penting dan hendaknya dilakukan oleh kita. Bukankah Allah yang tidak terbatas mau membatasi dirinya untuk dikenal manusia? Bagaimana dengan kita?