Hadiah Natal Sebenarnya
Di Jepang, mulai dari bulan November hingga Desember, suasana kota langsung berubah. Jalan-jalan yang sebelumnya sepi mulai dipasang lampu-lampu terang. Pohon-pohon yang daunnya sudah rontok dipasangi lampu kelap-kelip untuk menyemarakkan suasana. Mal-mal dan tempat-tempat umum lain berlomba-lomba menyulap diri dengan aneka aksesori natal, Pohon Natal dan hiasannya, Santa Claus, dan hadiah-hadiah yang dibagikan bagi para pengunjung. Ada juga sebuah iklan di televisi tentang sebuah toko yang memberikan hadiah natal bagi yang datang ke tokonya pada hari Natal.
Natal sudah dipergunakan sedemikian rupa untuk mendukung kepentingan manusia. Natal sudah dikemas secara komersil untuk dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya. Sendunya natal sudah diusir dengan lagu-lagu riuh yang diputar sepanjang jalan. Hadiah-hadiah Natal yang dibagikan begitu menawan menarik sehingga kadang kita justru melupakan makna natal yang sesungguhnya.
Hadiah Natal: Allah beserta kita
Yohanes dengan bantuan Roh Kudus memahami betul apa tujuan Allah hadir di dalam dunia. Dia menuliskannya dalam perikop pertama dalam Kitab Yohanes.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita… (Yohanes 1:1, 14).
Allah diam di antara kita, Allah beserta kita inilah hadiah natal yang sebenarnya itu.
Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, hubungan antara manusia dan Allah sudah terputus. Allah berada di tempat tersendiri dan tidak dapat bersatu dengan manusia. Allah itu kudus, manusia itu cemar dan berdosa. Tidak dapat bersama-sama. Tapi dalam keadaan seperti itu pun Allah tidak serta-merta membiarkan dan meninggalkan manusia begitu saja, Allah tetap ingin menuntun manusia dalam jalan-Nya. Allah tetap ingin manusia dekat dengan-Nya, walaupun tetap ada jarak memisahkan.
Untuk itulah, Allah mempergunakan nabi-nabi dan para imam untuk menyampaikan Firman dan ketetapan-ketetapan-Nya. Allah ingin agar umat-Nya yang dikasihi-Nya itu tetap berjalan dekat dengan-Nya dan tidak semakin jauh. Firman dan ketetapan-Nya yang disampaikannya itu adalah ibarat tepi jalan, yang menjaga agar umat tidak berjalan keluar dari jalan.
Tapi apa daya, umatnya bukannya berjalan sesuai petunjuk dan ketetapan yang diberikan Allah, malah seorang-seorang berjalan sesukanya sendiri. Pemandangan di sekeliling jalan nampaknya begitu menarik sehingga satu-persatu keluar dari tepi jalan. Tidak ayal ada yang tersandung batu, masuk ke semak-semak berduri, atau masuk ke dalam jurang. Itu karena mereka semua menyangkal dan tidak berjalan sesuai ketetapan Tuhan.
Tapi meskipun umat-Nya berjalan keluar jalan, apakah lantas rencana Allah jadi gagal? TIDAK. Rencana Allah tidak pernah dapat gagal. Rencana Allah akan penyelamatan akan tetap tergenapi sesuai Firman-Nya.
Untuk itulah Allah mengirimkan Anak-nya ke dalam dunia. Bukan untuk menjadi tepi jalan lagi. Tetapi untuk menjadi jalan itu sendiri. Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menarik orang-orang yang telah tersesat ke samping jalan itu dan mengembalikannya ke jalan yang benar. Yesus menjadi jalan menuju kepada rencana Allah. Yesuslah jalan menuju kepada Allah Bapa. Tidak ada yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus (Yohanes 14:6). Allah menjadi jalan yang diam di antara manusia.
Inilah hadiah Natal itu: Allah beserta kita
Allah diam di antara kita. Kalau pada jaman dahulu, manusia hanya dapat mendengarkan perintah Allah atau suara-Nya saja, kini Firman dan Suara itu menjadi nyata. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita (Yohanes 14:6). Sesuai dengan kasih karunia Allah kita diijinkan untuk melihat Pribadi Allah di dalam pribadi Yesus. Kita dapat melihat dan mendengarkan Firman Allah dengan mata kepala sendiri. Allah sungguh nyata! Allah sungguh nyata diam di antara kita!
Yesuslah Firman itu sendiri. Apa yang dikatakannya adalah benar Firman Allah. Yesuslah jalan itu sendiri. Jika kita mengikuti-Nya kita tidak akan pernah tersesat. Allah bukanlah Allah yang jauh di sana, duduk di takhta yang megah, dan tidak peduli pada manusia. Allah adalah Allah yang sungguh amat dekat, mau berdiam di antara manusia.
Allah diam di antara manusia. Hadiah yang sungguh indah dan tak ternilai! Jauh melebihi kue-kue natal, hadiah natal boks-boks besar, hadiah natal yang mahal, dan seluruh hadiah natal dalam dunia. Hadiah itu sesungguhnya sudah diberikan kepada kita, hadiah Natal tak ternilai. Yesus. Imanuel. Allah beserta kita.
Sumber gambar : BlogSpot