Jadilah Pelita!
Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengumpamakan kita sebagai pelita yang ditempatkan di atas kaki dian supaya menerangi seisi rumah. Cahaya pelita memang tidak gemerlapan dan tidak mencolok secara istimewa. Namun, ia menyala secara langgeng lama dan terus sepanjang tahun.
Nasihat: Jadilah Pelita
Pelita berbeda dari lampu-lampu hiasan natal yang berkedap-kedip secara mencolok, namun hanya menyala beberapa hari saja selama setahun. Agaknya dalam mengikuti Tuhan Yesus, kita perlu belajar menjadi pelita yang walaupun menyala kecil, namun terus menerus ketimbang lampu natal yang gemerlapan, namun hanya menyala beberapa hari saja. Ini akan membuat kita menjadi orang kristen umum yang sama seperti dunia yang tidak mengenal Allah.
Yang kita butuhkan bukanlah pengamalan iman yang berkilau-kilau dan meledak-ledak namun hanya berlangsung beberapa saat saja, yang kita butuhkan adalah kebalikannya, yaitu: pengamalan iman yang tenang namun bersahaja, setia dan langgeng sepanjang tahun. Lebih baik kita menjadi air tawar biasa di dalam gelas yang penuh, daripada hanya menjadi soda yang begitu meletup-letup saat dibuka, hilang beberapa saat kemudian, dan menyisakan gelas yang tidak penuh. Alangkah indahnya jika roh natal, yaitu Roh Yesus, kegembiraan, keteduhan, kesehajaan, dan kemurahan hati bukan hanya pada malam natal saja, namun sepanjang tahun. Ya, sungguh amat indah dan menakjubkan.
Sumber Gambar : BlogSpot