Kesukaan Besar di Tengah Masalah
Berbicara tentang natal, tidak dapat dipisahkan dari berbicara tentang kesukaan besar. Para gembala memperoleh sukacita saat memperoleh kabar tentang lahirnya Mesias, begitu pula dengan Orang-Orang Majus. Melalui bacaan di Alkitab, dapat kita simpulkan bahwa lahirnya atau datangnya Mesias (dalam hal ini Yesus Kristus) membawa sukacita yang besar bagi orang-orang saat itu.
Namun, yang jadi persoalan adalah, ada diantara kita yang telah melewati Natal – demi Natal di dalam hidupnya, tetapi tidak pernah bersukacita. Ada banyak alasan mengapa orang tidak bersukacita. Mungkin ia baru saja kehilangan orang yang dia cintai, atau usahanya baru saja bangkrut, atau mungkin ada orang yang menipunya.
Tetapi yang perlu kita pahami adalah, kesukaan Natal kita alami bukan karena tidak ada masalah atau persoalan dalam hidup, justru karena kesukaan Natal itu terjadi di atas segala persoalan hidup. Natal mengingatkan kita bahwa kita memiliki satu masalah besar yang tidak dapat kita selesaikan, yaitu dosa. Dosa yang memisahkan kita dari kasih Allah. Dosa juga yang membuat kita selalu berada dalam bayang-bayang hukuman. Namun, Yesus hadir menyelamatkan manusia karena Ia tahu kita tidak dapat menyelesaikan masalah dosa kita. Untuk masalah dosa yang besar saja Ia mau datang, tentu Ia akan selalu menuntun kita melalui masalah dan kesulitan yang lainnya.
Sebagai orang percaya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita, sebab Allah telah menyatakan kesukaan besar berkelimpahan tiada ukur melalui Yesus Kristus. Kesukaan itu kekal dan tidak dapat dirampas oleh siapapun, dan di dalam Yesus Kristus kita memperoleh jaminan untuk hidupĀ kekal dan berkelimpahan.