Makna Persembahan Kita
Apa sebenarnya makna persembahan kita? Persembahan adalah bentuk pemberian kita. Setiap pemberian adalah pernyataan dari rasa ketaatan dan penyerahan diri kita kepada Tuhan. Yesus sendiri sudah memberikan teladan itu kepada kita. Ia memberikan bahkan seluruh diri dan jiwa-Nya kepada kita sebagai bentuk ketaatan-Nya kepada Allah. “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2 Korintus 8:9).
Konsekuensi kepercayaan dan ibadah kepada Allah yang murah hati seperti itu adalah bahwa kita selaku umat-Nya pun mau meneladani kemurahan hati Allah dalam kehidupan sehari-hari. Kemurahan hati bukan sesuatu yang relatif alias boleh dilakukan kalau memang hal itu mungkin kita laksanakan, misalnya kalau kita sudah punya banyak uang, kaya, sukses, atau punya usaha yang menghasilkan banyak keuntungan. Kemurahan hati adalah sebuah keharusan bagi kita, orang-orang yang sudah merasakan kemurahan hati Yesus.
Menurut Rasul Paulus, persembahan yang diberikan haruslah dengan kerelaan dan kesukaan. Di satu sisi, ia pun mengingatkan bahwa yang menabur sedikit akan menuai sedikit, dan yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Paulus mengatakan, “Berikanlah kepada Tuhan sebanyak yang kamu rela, tetapi berikanlah dengan rela seberapa kamu mampu.”
Besar kecilnya persembahan kita kepada Tuhan melalui gereja-Nya memang tidak menjadi ukuran besar kecilnya iman dan rasa syukur kita kepada Tuhan. Namun, besar kecilnya iman dan rasa syukur kita kepada Tuhan, akan tampak melalui apa yang kita persembahkan kepada-Nya. Sikap yang tepat adalah kita melayani dan memberi persembahan, baik berupa uang, waktu, tenaga, atau pikiran, karena kita telah terlebih dahulu menghayati kasih Allah dalam hidup kita. Memberi tanpa embel-embel, tanpa pamrih, tanpa persyaratan tertentu, melainkan memberi karena semata-mata kita ingin mengungkapkan syukur kita kepada Tuhan.
Tuhan, betapa banyaknya
berkat yang Kauberi,
teristimewa rahmatMu
dan hidup abadi.
Refrein:
T’rima kasih, ya Tuhanku
atas keselamatanku!
Padaku telah Kauberi
hidup bahagia abadi.