Menelusuri Kisah Natal Sesungguhnya
Matius 1, Matius 2, Lukas 1, Lukas 2, perikop-perikop ini yang selalu kita dengar di program renungan Kristen di radio dan televisi menjelang Natal. Perikop yang sama juga tidak jarang dijadikan bacaan Alkitab dan bahan khotbah di bulan Desember. Drama Natal tentang kisah Natal pertama juga banyak mengutip perikop tadi, kisah tentang kelahiran Yesus di kandang hewan, kedatangan orang Majus, penyampaian kabar sukacita bagi para gembala.
Menelusuri Kisah Natal
Natal memang adalah saat kita memperingati Yesus yang lahir ke dunia dalam wujud manusia. Tapi itu bukanlah kisah Natal yang sesungguhnya. Lebih tepatnya, kisah Natal yang kita sering dengar di atas hanyalah secuil kisah Natal yang sebenarnya. Ada kisah Natal yang lebih besar dan lebih luas lagi di dalam Alkitab, yang mesti digali dan ditemukan sendiri.
Kisah Natal sesungguhnya bercerita tentang kasih dan kesetiaan Allah. Meskipun kita sering berontak dan bersungut-sungut melawan Allah, namun karena kasih-Nya, Dia tidak membinasakan kita. Dia justru memberikan sebuah janji penghapusan dosa. Dia berjanji akan datang waktunya ketika Allah mengubah dan memperbarui hati kita, memberikan hati yang baru. Dan Natal menjadi bukti kesetiaan Allah. Lewat ribuan tahun, generasi berganti generasi, namun Allah tetap setia dan tak lupa akan janji-Nya. Janji-Nya digenapi-Nya dengan Yesus datang ke dunia. Kita dapat lebih memahami kasih dan kesetiaan Allah dengan membaca nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama.
Apakah kisah Natal sampai di situ saja? Tidak, dalam ucapan-Nya kepada para murid, Yesus dengan tegas menyatakan kelanjutan kisah Natal. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28). Bahkan di kesempatan lain, Yesus mengatakan, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit” (Lukas 18:31-33). Yesus dengan tegas mengatakan kelanjutan kisah Natal, bukan suatu kisah yang menggembirakan, namun suatu kisah penderitaan dan kematian tragis.
Kisah Natal: Kisah Anugerah Allah
Dengan mempelajari perkataan Yesus selanjutnya dalam kitab Injil, kita makin tahu jelas keseluruhan kisah Natal. Kisah Natal tidak hanya bercerita tentang palungan dan kandang binatang, namun juga berkisah tentang salib dan bukit Kalvari.
Banyak cerita-cerita di dunia yang mirip dengan kisah Natal. Banyak agama juga yang merayakan kelahiran nabi-nabi dalam agama yang mereka percayai. Tapi Natal sesungguhnya berbeda. Karena kisah Natal tidak serta merta berakhir setelah Yesus lahir. Kisah Natal tetap berlanjut, sebab Yesus dan Natal punya tujuan akhir yang pasti, yakni salib di Kalvari.
Semoga dengan memahami keseluruhan kisah Natal, kita makin disadarkan betapa besar kasih dan setia Tuhan. Makin disadarkan begitu besar pengorbanan dan sengsara serta penderitaan yang Yesus mesti tanggung untuk menebus dosa. Makin sadar harga pengampunan itu sangat mahal, sangat mahal hingga seharusnya kita jadi takut berbuat dosa. Takut untuk tidak taat pada Tuhan.
Sumber gambar : dbts.edu/blog
1 thoughts on “Menelusuri Kisah Natal Sesungguhnya”