Mengapa Kita Perlu Merayakan Natal? – Part 1
“Mengapa kita perlu merayakan Natal, Bu?” ujar seorang anak kecil kepada ibunya di dalam perjalanan menuju ke gereja. Dengan mantap Ibunya menjawab, “Hari ini, Tuhan Yesus lahir ke dunia. Kita merayakannya supaya kita sadar akan pengorbanan Tuhan yang rela menjadi manusia. Ibu ingin kamu juga mengerti bagaimana Tuhan mencintai seluruh manusia, termasuk kita.”
Mengapa kita perlu merayakan Natal?
Sebuah pertanyaan yang sejenak terlintas di dalam pikiran saya saat mengikuti perayaan Natal tahun ini. Kalau saya diminta untuk menjawab sendiri pertanyaan ini, maka jawab saya: Ya, pasti perlu! Buktinya, jutaan orang akan berkumpul untuk merayakan Natal. Mereka mau dan masih merayakan Natal. Walaupun artinya pasti akan berbeda-beda untuk setiap orang. Natal sebagai kesempatan bertemu saudara, Natal sebagai kesempatan belanja karena banyak diskon, atau Natal sebagai kesempatan untuk memperoleh keuntungan lebih. Tetapi, lebih dalam mungkin dimaksudkan adalah, apakah kita benar-benar mengerti Mengapa kita perlu merayakan Natal? Apakah masih ada arti Natal bagi kita?
Kalau pertanyaannya seperti itu, maka jawaban saya akan berubah: Tergantung! Tidak pasti lagi. Masih adakah arti Natal bagi kita, itu tergantung kepada apakah Yesus masih memiliki arti di dalam kehidupan kita. Kalau Yesus tidak lagi mempunyai arti, dampak, pengaruh di dalam kehidupan kita, Natal akan selalu menjadi perayaan biasa. Kita terjebak di dalam rutinitas tahunan untuk merayakan Natal–sekedar perayaan biasa–tanpa pernah mengerti alasan sebenarnya kita merayakan Natal. Tanpa pernah mengerti apa sesungguhnya arti Natal bagi kita.
Jadi, pertanyaannya sekarang akan saya ubah; Apakah Natal mempunyai arti bagi hidup Anda dan saya? Apakah Yesus, sosok utama kisah Natal mempunyai arti bagi hidup Anda dan saya? Kelahiran-Nya, kehidupan-Nya, seluruh ajaran-Nya, hingga kematian dan kebangkitan-Nya?
Di dalam Yesaya 9:5, dituliskan sebuah nubuat mengenai Yesus, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera yang telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Mesias yang dinubuatkan itu amat luar biasa, sebutan bagi-Nya saja sudah banyak: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Luar biasa! Ajaib! Tetapi sudahkah Ia luar biasa? Yakinkah Anda dengan pernyataan itu? Apakah yang luar biasa dari seorang anak tukang kayu yang lahir di palungan di kandang binatang yang kotor, dibesarkan di kota kecil, mati di usia yang begitu muda, disalibkan di antara dua penjahat, dan ditinggalkan oleh semua pengikut dan murid-Nya? Apakah Ia sungguh luar biasa?
Saya membayangkan keadaan di Golgota di saat penyaliban Tuhan Yesus. Akan banyak orang yang berkomentar, “Habis sudah! Tamat! Riwayatmu, Yesus, sudah berakhir! Di atas kayu salib hina ini, sekarang untuk selama-lamanya.” Mereka akan terus mengejek dan mencela.
Betul bukan? Ternyata tidak, teman! Bagi saya pribadi, yang paling luar biasa dari Yesus, adalah, saat semua orang menganggap kehidupan-Nya telah usai, ternyata sesungguhnya itu baru dimulai. Di saat banyak orang sudah melupakan-Nya, Ia masih terus berkarya, bahkan hingga hari ini. Yang luar biasa dari Yesus sesungguhnya baru dimulai sejak kematian-Nya.
Sepanjang sejarah mencatat, sudah begitu banyak orang yang berpikir bahwa mereka telah berhasil menamatkan riwayat Yesus. Mereka memenjarakan, bahkan menyiksa orang-orang Kristen. Saulus berpikir seperti itu. Pemimpin-pemimpin agama Yahudi, kaisar-kaisar Roma, Nero, juga berpikir seperti itu. Mereka menganggap bahwa dengan begitu, mereka berhasil menghapuskan Yesus dari dunia. Namun tidak! Semua usaha mereka sia-sia. Hingga kini, kita masih bisa menemukan bagaimana Allah bekerja bahkan di saat-saat sulit sekalipun. Memberitakan kabar keselamatan yang agung di dunia ini. Menyebarkan ajaran Yesus yang memberikan damai dan ketentraman di dunia ini.
Artikel Dalam Tema Sama
Mengapa Kita Perlu Merayakan Natal? Bagian 1
Mengapa Kita Perlu Merayakan Natal? Bagian 2
Mengapa Kita Perlu Merayakan Natal? Bagian 3
sumber gambar : blogspot