Natal adalah Sebuah Kejutan
Kejutan adalah sesuatu yang tidak biasa terjadi, tidak umum, atau tidak lazim. Karena tidak biasa terjadi, kita menjadi terkejut atau kaget. Orang pangling. Mungkin juga tidak percaya kepada yang terjadi. Kita terkejut saat orang yang biasanya mudah marah tiba-tiba menjadi sabar dan ramah. Kita terkejut saat ada diskon besar untuk barang-barang berharga mahal.
Natal yang kita rayakan pada tanggal 25 Desember sebenarnya adalah sebuah kejutan. Kejutan karena gereja yang biasanya sepi kini menjadi sangat ramai bahkan penuh orang jemaat yang datang. Kejutan karena begitu banyak orang yang berubah suasana hatinya: biasanya judes kini menjadi ramah, biasanya tidak sabar kini menjadi sabar. Natal juga mengejutkan kita karena dunia seakan-akan terhipnotis akan kedatangannya. Sejak Desember, tempat-tempat umum mulai dihiasi dengan ornamen Natal yang begitu indah, melodi lagu Natal mengalun lembut menentramkan jiwa dan spiritual kita. Kita terkejut karena sepanjang 11 bulan sebelumnya, suasana ini tidak kita rasakan dan alami. Natal mengejutkan kita sekali lagi.
Natal adalah Sebuah Kejutan
Bukan hanya suasana dunia terhadap Natal yang membuat kita terkejut. Apa yang Allah lakukan di dalam peristiwa Natal juga membuat kita terkejut. Saya merenungkan setidaknya ada tiga hal yang mengejutkan kita.
Pertama, Allah memilih kota kecil tempat Yesus lahir di dunia.
Kota kecil itu adalah Betlehem. Betlehem adalah kota kecil dari seluruh penjuru Yehuda pada jaman itu. Bukan Yerusalem yang adalah ibukota dan pusat pemerintahan, bukan pula kota-kota lain yang mungkin lebih maju secara ekonomi saat itu. Allah sang raja memilih kota kecil mengejutkan kita karena berbeda dari kebiasaan. Seorang raja rasanya pantas untuk lahir di kota besar dengan beragam fasilitas lengkap, dan bukan kota kecil yang hampir dilupakan. Namun, Yesus lahir di kota kecil Betlehem. Peristiwa Natal berhasil mengejutkan kita, sekaligus mengajarkan kita bahwa meskipun kita kecil, tidak megah, atau tidak terkenal, namun Allah dapat memakai kita di dalam rencana-Nya yang ajaib.
Kedua, Allah memilih pasangan biasa untuk menjadi orangtua Yesus di dunia.
Pasangan itu adalah Yusuf dan Maria. Yusuf adalah seorang tukang kayu pada masa itu (dapat kita peroleh dari Alkitab) begitu pula dengan Maria yang adalah gadis biasa-biasa. Mereka adalah orang biasa, bukan selebriti, bangsawan, atau orang terpandang pada masa itu. Bahkan, para pemilik penginapan tidak bersedia menyiapkan ruangan bagi mereka untuk bermalam di Betlehem. Mereka orang-orang biasa yang akhirnya terhisab dalam silsilah Yesus sekaligus kisah Natal ini. Peristiwa Natal berhasil mengejutkan kita, sekaligus mengajarkan kita bahwa meskipun kita orang biasa, namun Allah dapat memakai kita di dalam rencana-Nya yang ajaib.
Allah memilih lahir sebagai bayi yang tidak berdaya dan yang harus dilindungi.
Allah yang Mahakuasa dan Maha Agung kini harus lahir dalam sosok yang bayi mungil yang tidak berdaya. Bayi yang harus dilindungi karena Ia sendiri belum dapat melindungi dirinya. Allah mau hadir dalam wujud manusia yang lemah untuk membuktikan kasih-Nya kepada manusia yang lemah akibat dosa. Allah hadir dalam wujud manusia untuk dapat berkomunikasi, menjalin relasi, dan akhirnya menyelamatkan manusia dari segala hukuman. Natal mengejutkan kita karena bayi yang lemah itulah yang akhirnya menyelamatkan kita dan membawa kita ke dalam kehidupan baru yang penuh anugerah.
Itulah perenungan saya di Natal 2014 ini. Natal yang harusnya tidak hanya mengejutkan kita saja, melainkan juga membuat kita mau bertindak lebih lanjut: menyatakan kasih Allah itu kepada sesama kita. Mengejutkan memang berhasil membuat kita terpana sesaat dan berhenti sejenak, namun langkah kita selanjutnya itulah yang membuat perbedaan.
Selamat Hari Natal 2014, Tuhan Yesus memberkati kita semua.