Natal: Allah Menghapus Aib Manusia
Akhir tahun 2012 sudah di depan mata. Natal juga tinggal menghitung hari lagi. Sekali lagi natal datang. Di Jepang, tempat-tempat bermain sudah mengganti temanya menjadi bertemakan natal. Lagu-lagu natal mulai diputar di supermarket dan mal-mal. Pohon-pohon natal juga mulai didirikan di depan gedung-gedung, lengkap dengan lampu natal yang kelap-kelip.
Dua tahun di Jepang saya sudah merasakan dua kali Natal di negeri ini. Tidak ada yang berubah nampaknya. Bagi kebanyakan orang Jepang, natal hanyalah sebuah perayaan, sebuah momen untuk bersenang-senang. Setelah lewat tanggal 25 Desember,semua ornamen natal langsung dirapikan. Lampu natal dicopot. Pohon natal dikembalikan ke dalam kotak. Lagu-lagu sendu natal pun jadi “diam”. Natal sama sekali tidak “berdampak” apa-apa.
Sekali lagi natal datang. Apakah teman-teman turut merasakannya juga? Natal adalah peringatan kelahiran Yesus di dalam dunia. Sebuah peristiwa dahsyat luar biasa dalam sejarah umat manusia. Natal bukanlah hari kelahiran Yesus. Tidak ada yang dapat memastikannya. Natal adalah saat kita mengingat dan merayakan kembali kedatangan Yesus ke dalam dunia. Kedatangan yang sudah dinubuatkan sejak beratus-ratus tahun sebelumnya.
Untuk apa Yesus datang ke dalam dunia ini? Jawabannya, Yesus yang datang ke dalam dunia untuk menyatakan pribadi Allah. Kalau Yesus datang untuk menyatakan Pribadi Allah, jadi apa yang bisa kita ketahui tentang Pribadi Allah lewat natal pertama itu?
Pada artikel ini, kita akan membahas sifat Allah yang lainnya. Allah menghapus aib manusia.
Natal: Allah menghapus aib manusia
Aib. Anda dan saya tentu memilikinya. Sesuatu yang memalukan. Noda yang ingin kita tutupi. Catatan yang ingin kita kubur dalam-dalam. Mungkin itu berupa masa lalu yang kelam, latar belakang keluarga, kekurangan secara fisik, dan sebagainya. Kita takut tidak diterima orang lain. Kita berusaha memolesnya dengan berbagai hal yang akan dipandang baik oleh orang lain.
Aib. Betapa hal ini menghantui hari-hari Elisabet. Tidak bisa punya anak alias mandul adalah aib pada zamannya. Apalagi suaminya adalah seorang imam. Tentu ada bisik-bisik mengapa pasangan ini tidak dikaruniai penerus keturunan. Tak putus-putusnya Elisabet dan suaminya berdoa memohon sebuah keajaiban. Tuhan tidak menjawab. Meski demikian, mereka tetap setia melayani hingga lanjut usia.
Hingga suatu hari yang tak pernah diduga itu tiba. Tuhan membuatnya mengandung! Sungguh tak dapat dipercaya! Aib yang ditanggungnya bertahun-tahun kini telah dihapuskan Allah, bersih sama sekali tanpa noda dan cela. Hidupnya kini bersukacita menyambut kelahiran seorang anak. Anak yang ditunggu-tunggu hingga pada masa tuanya.
Begitu pula halnya dengan Maria. Tentu adalah sebuah aib jika seorang perempuan hamil di luar pernikahan. Tapi Allah tetap turun tangan menghapus “aib” ini. Allah berfirman kepada Yusuf untuk tidak menceraikan dan tetap bersama dengan Maria. Hingga pada akhirnya Maria dapat melahirkan bayi Yesus semuanya tidak lepas dari karya tangan Allah terhadapnya.
Aib. Sesuatu yang memalukan. Sesuatu yang selalu ingin disembunyikan dan ditutupi, kalau bisa orang lain tidak melihat dan tidak mengetahuinya. Tapi semakin kita berusaha menyembunyikannya, aib itu pasti akan muncul juga. Tidak pernah ada upaya manusia yang bisa menghapus aib barang sedikitpun.
Mengapa? Itu karena manusia sendiri telah tercemar oleh dosa. Manusia sendiri tidak bersih lagi, dia sendiri sudah menjadi aib karena dosa. Lalu bagaimana? Apakah ada jalan keluarnya? Jalan untuk menghapus aib ini?
Allah adalah jalan keluarnya. Allah datang ke dalam dunia dan menyampaikan berita keselamatan. Keselamatan dari dosa. Keselamatan dari kematian kekal. Allah datang ke dalam dunia untuk memperbaiki relasi yang telah rusak antara manusia dan Allah. Allah datang untuk memutihkan manusia, menyucikannya dari dosa. Allah menghapus aib manusia.
Yohanes melihat Yesus dan datang kepadanya dan ia berkata, “Inilah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29).
Baca Juga
1. Mengenal Pribadi Allah Melalui Natal (Allah yang Kudus)
2. Natal: Allah yang Merendahkan Diri
3. Natal: Allah yang Merelakan Diri
4. Natal: Allah Menghapus Aib Manusia
5. Natal: Allah Memberi Harapan
6. Natal: Allah yang Turun Tangan
Sumber gambar : berita pada para gembala, sujud di depan salib